Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Guna menciptakan perempuan yang mandiri, puluhan Ibu Rumah Tangga (IRT) di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat dilatih membuat angklung, Kamis (19/04/2018).
Pelatihan yang berlangsung di Balai Desa Karangkamulyan itu disambut antusias para IRT. Tampak dari mereka mengikuti arahan meraut bambu dengan pisau, membersihkan sampai membentuk angklung sebagaimana mestinya.
Kepala Desa Karangkamulyan, Mohammad Abdul Haris, mengatakan, kegiatan pelatihan tersebut dimaksudkan menyambut Hari Kartini dengan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat, terutama dari kalangan perempuan. Adapun pelatih dalam kegiatan tersebut adalah Mumu yang merupakan pendiri Kampung Angklung di Desa Panyingkiran Kabupaten Ciamis.
“Kegiatan pemberdayaan ini kita bekerjasama dengan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Ciamis. Harapannya ke depan para perempuan yang mengikuti kegiatan bisa mendirikan usaha kerajinan alat musik tradisional Angklung,” jelasnya.
Dengan begitu, Haris menambahkan, selain para perempuan semakin berdaya, juga mandiri. Adapun soal pemasaran, Haris menegaskan tidak perlu khawatir lantaran di Desa Karangkamulyan terdapat objek wisata Ciung Wanara serta bahan baku yang cukup banyak di Karangkamulyan.
Haris mengaku, meskipun bahan baku melimpah serta lokasi pemasaran sudah ada, namun SDM dan wawasan masyarakat dalam memanfaatkan bambu menjadi kerajinan masih kurang. Padahal, dengan pemanfaatan yang baik dari sumber alam yang ada, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Desa dalam pengembangan produksi angklung, Haris melanjutkan, pihaknya berencana akan mengucurkan bantuan yang bersumber dari dana desa.
Di tempat yang sama, Nurhanida (41), salah satu peserta pelatihan, merasa senang dengan pelatihan pembuatan angklung tersebut. Bahkan, ia mengatakan akan terus belajar sampai benar-benar mahir dalam membuat angklung.
“Harapannya pelatihan ini terus dilakukan sampai para ibu-ibu bisa membuatnya. Ketika angklungnya bisa dijual, lumayan bisa menambah penghasilan dan mengisi waktu kosong setelah mengurus rumah tangga,” ujar Nur.
Sementara itu, Mumu, instruktur dalam kegiatan tersebut mengatakan, bahwa pemasaran angklung tidak sulit alias mudah. Keberadaan IRT yang diberdayakan untuk membuang angklung sudah cukup tepat dan hasilnya nanti bisa ditampung yang kemudian dipasarkan.
“Supaya lebih mahir dalam pembuatan angklung, khususnya dalam sinkronisasi nada, datang langsung saja ke Kampung Angklung di Panyingkiran,” singkat Mumu. (Her2/R6/HR-Online)