Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Di tengah kesibukan dalam memimpin masyarakat Desa Karyamukti, Ajat Sudrajat yang memiliki sebagai kepala desa, ternyata ia tak melupakan kecintaannya terhadap Nahdlatul Ulama.
Bahkan, meski di desanya merupakan nomor satu, namun saat mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) GP Ansor yang digelar di SMK NU Langensari sejak Sabtu-Minggu, 10-11 Maret 2018 kemarin bersama peserta yang berasal dari berbagai latar belakang.
Kuwu Ajat, sapaan akrabnya, tampak begitu serius mengikuti materi demi materi yang dijadwalkan oleh panitia. Bahkan, saat pemateri dari perwakilan PC NU Kota Banjar oleh H. Ahmad Mubarir dan Kyai Hasim yang juga menjadi Kepala Desa Raharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Kuwu Ajat pun juga tampak serius berbaur dengan peserta yang lain.
PKD yang merupakan pintu utama untuk masuk ke GP Ansor itu, ternyata di Banjar sudah kali kedua diikuti oleh pimpinan tingkat desa/kelurahan. Sebelumnya, beberapa waktu lalu Lurah Banjar, Irfan Fauzi, juga mengikuti PKD Ansor dari awal hingga akhir acara pembaiatan.
Di sela-sela usai kegiatan, Koran HR mencoba mewancarai latar belakang Kades Karyamukti mengikuti PKD Ansor, sedangkan dirinya merupakan pimpinan di desanya.
Ajat menuturkan, sejak kecil dirinya dilahirkan dari keluarga Nahdlatul Ulama secara kultur. Karena ia ingin memantapkan lagi secara organisasi, maka dalam kesempatan ada informasi PKD tersebut dirinya langsung mendaftarkan diri ke kepanitiaan.
“Saya ingin lebih mantap lagi di Nahdlatul Ulama, terlebih lewat Badan Otonom (Banom) Ansor ini,” kata Ajat kepada Koran HR, Minggu (11/03/2018).
Tekadnya masuk Ansor tersebut, lanjut Ajat, merupakan panggilan jiwa yang memang sudah saatnya dilakukan oleh dirinya terlepas dari apapun, termasuk jabatan yang saat ini masih melekat di dirinya sebagai kepala desa.
Ia mengaku, tidak ada rasa canggung ataupun malu menjadi peserta di PKD bersama peserta lain yang memang memiliki latar belakang berbeda, mulai dari guru, buruh tani, wiraswasta, buruh pabrik maupun pemuda yang memang umurnya jauh dari usianya.
“Sama saja kita jadi peserta. Terpenting, adalah bagaimana kita berkhidmah kepada ulama demi menjaga agama serta negeri ini. Mudah-mudahan saja ke depannya semakin lebih baik lagi,” pungkasnya.
Kyai Hasim, Kepala Desa Raharja, yang juga Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Banjar, mengapresiasi langkah yang diambil rekan sesama kepala desa itu untuk bersama-sama berjuang di ormas terbesar di Indonesia ini.
“Ya kami tentunya sangat bahagia seorang Kepala Desa Karyamukyti yang juga rekan saya di pemerintahan bisa bergabung di Ansor, jadi banyak teman. Ini bukti kalau NU diterima di berbagai kalangan dan nanti pun penyampaian dakwah ini akan berbeda,” katanya.
Ia harap, dengan masuknya Kades Karyamukti ke GP Ansor bisa menjadi contoh bagi yang lainnya, terutama bagi yang secara kultur mengamalkan ajaran Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah dengan memantapkannya melalui struktur yang ada, baik di NU maupun Banomnya.
Di tempat yang sama, Ketua PAC Langensari yang juga penyelenggara PKD Ansor, Abdulloh Hasan, mengaku dirinya sangat kaget karena ada salah satu peserta PKD merupakan Kepala Desa. Meskipun begitu, ia sangat senang dengan kehadirannya sebagai peserta dan menjadi motivasi Ansor untuk bisa masuk ke berbagai kalangan.
“Semoga saja pasca PKD ini semua peserta yang jadi anggota Ansor bisa terus kompak dalam menjalankan amanat organisasi, terutama dalam mengembangkan organisasi kepemudaan ini,” singkatnya.
Ditemui terpisah, Ketua GP Ansor Kota Banjar, Supriyanto, secara kelembagaan sangat mengapresiasi keputusan Kades Karyamukti yang berkenan ikut dalam PKD. Dengan begitu, ia secara otomatis merupakan anggota Ansor Kota Banjar.
“Ini sangat membanggakan, meski kita kerap diterpa isu negatif, namun justru kenyataannya yang berbeda, yakni banyak yang masuk ke Ansor maupun Banser. Dengan kesadaran itulah, kita sebagai pemuda siap dan konsisten untuk merawat nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia dan menjaga ulama,” tuturnya. (Muhafid/Koran HR)