Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Menikmati secangkir kopi saat ini bukan hanya sekedar sebagai pelepas dahaga ataupun pemompa semangat untuk mengawali berbagai aktivitas. Seiring berjalannya waktu, kedai-kedai kopi ataupun cafe pun bermunculan di berbagai sudut kota, termasuk di wilayah Kota Banjar.
Mulai dari kedai bergaya modern maupun klasik, aktivitas meminum kopi pun kini menjadi gaya tersendiri bagi penikmatnya. Dengan berbagai fasilitas yang disediakan kedai serta bermacam-macamnya jenis kopi yang ditawarkan, penikmat kopi semakin dimanjakan dan dibuat betah untuk menikmati berbagai menu yang disediakan.
NOP Cafe, salah satu kedai kopi yang buka di wilayah Langensari sekitar pasar Muktisari, sejak pukul 17.00 WIB sore hingga pagi hari sekitar pukul 03.00 WIB selalu buka untuk melayani penikmat kopi yang mampir atau nongkrong di tempat itu. Fasilitas musik, free Wi-Fi serta berbagai buku bacaan juga disediakan demi memberi pelayanan terbaik kepada pelanggannya.
Dengan berbagai macam racikan kopi dari berbagai daerah yang disediakan, penikmat kopi bisa langsung memilih sesuai dengan selera, bahkan bisa melihat langsung proses penyeduhan sebelum disajikan.
Meskipun saat ini kedai kopi di wilayah Kota Banjar cukup menjamur, khususnya di wilayah Langesari, Surip, sapaan akrab pemilik NOP Cafe, namun ia mengakui penikmat kopi di wilayah Langensari belum begitu besar jika dibanding dengan di wilayah perkotaan.
“Ya memang di sini belum begitu banyak penikmat kopinya. Dari kondisi ini jadi sebuah tantangan bagi saya selaku pecinta kopi beserta pemilik kedai lain yang ada di sini maupun di Banjar,” katanya kepada Koran HR, Selasa (13/03/2018).
Tantangan tersebut, kata Surip, adalah mengedukasi kepada masyarakat untuk menikmati kopi yang bukan hanya dikenal karena rasanya yang pahit, akan tetapi beragam varian yang memang itu adalah hasil alam Negara Indonesia yang patut dinikmati dan dilestarikan. Apalagi Kota Banjar sebagai daerah persinggahan perlu memiliki ciri khas tersendiri, kopi salah satunya.
“Selain kita rutin jualan di kedai, kita juga memanfaatkan waktu ketika ada kegiatan besar untuk mengedukasi warga dengan berbagi kopi secara gratis bersama para pemilik kedai yang ada di Banjar. Jadi, ini salah satu upaya agar penikmat kopi di Banjar meningkat,” tuturnya.
Di temui terpisah, Husni Mubarok, pemilik merek Patroman Cofee yang juga sampai saat ini masih terus memproduksi berbagai jenis kopi khas Kota Banjar, termasuk kopi luwak, mengatakan, bahwa penikmat kopi di Banjar diakuinya mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Meski tidak sebesar di kota-kota besar, namun untuk ukuran Kota Banjar sudah terbilang lumayan untuk para pengusaha di bidang kopi.
“Sejauh pengamatan saya, Alhamdulillah di Banjar meningkat, apalagi sudah ada pelanggan yang setia dengan racikan kopi yang disediakan oleh masing-masing kedai. Sementara untuk kopi khas Banjar Patroman yang saya tekuni, Alhamdulillah sudah dikenal oleh masyarakat,” kata Husni.
Ia menambahkan, persoalan yang dihadapi dalam bisnis kopi terletak pada sisi permodalan untuk menunjang produksi yang mana kopi diketahui bisa dipanen secara musiman. Sebab, jika dilihat dari teknik pengolahan ataupun proses pemasaran diakuinya bisa dilakukan secara mandiri ataupun bersama komunitas.
“Dari kondisi ini, tentunya tinggal bagaimana solusinya dari berbagai pihak untuk mendukung para pecinta kopi untuk mengembangkan produksinya, terlebih saya secara pribadi saat ini tengah mengembangkan kopi khas Kota Banjar dari berbagai varian. Saya yakin, ketika peluang ini dimanfaatkan baik-baik, tentunya akan berdampak baik pula bagi masayarakat Kota Banjar,” paparnya.
Hingga saat ini produk kopi yang diolahnya, Husni mengaku sudah mengirimkan kopinya ke berbagai daerah di Indonesa, seperti Kalimantan, Sumatera, Jakarta, Bandung, Surabaya serta daerah lainnya.
Bahkan, kopi luwatnya itu sudah sampai ke Jepang yang dijual secara perseorangan. Untuk mempermudah masyarakat bisa menikmati kopi khas Banjar itu, Husni menyebutkan saat ini mulai menarget untuk masuk di minimarket yang ada di Banjar selain dijual secara online atau yang tersedia di sejumlah kedai yang ada di Banjar. (Muhafid/Koran HR)