Berita Kesehatan, (harapanrakyat.com),-
AIDS Healthcare Foundation (AHF) Indonesia menggelar kampanye pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS melalui pertunjukkan musik punk, bekerjasama dengan band aliran hardcore punk asal Bandung, Jeruji.
Acara yang digelar Rabu (14/02/2018) malam, berlangsung di Rossi Musik, Cilandak, Jakarta, dengan menyasar komunitas remaja penggemar music hard core punk yang dinilai sebagai salah satu kalangan berisiko tertular HIV/AIDS.
Kegiatan yang bertepatan dengan International Condom Day 2018 ini mengambil tema Always in Fashion. Selain Jeruji yang menjadi band utama, sejumlah band beraliran music sejenis juga turut serta memeriahkan panggung, diantaranya Garputala, Kidsway, Straight Answer, Hurt Em, Petaka dan Final Attack.
Konser band harcore punk Jeruji di Jakarta ini menjadi awal dari rangkaian kampanye pencegahan HIV/AIDS dalam International Condom Day 2018. Acara selanjutnya bakal digelar di Purwakarta pada tanggal 24 Februari, kemudian di Indramayu tanggal 3 Maret, dan di Pangandaran tanggal 10 Maret.
Country Program Manager AHF Indonesia, Riki Febrian, mengatakan, selain menikmati suguhan musik dari berbagai band hardcore punk tersebut, komunitas penggemar musik ini juga diberikan informasi akan pentingnya upaya mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS.
Himbauan untuk menjaga kesehatan dan penggunaan kondom yang tepat sasaran juga dilakukan, mengingat tingginya temuan kasus HIV/AIDS akibat hubungan seksual berisiko, seperti pada praktik prostitusi atau berganti-ganti pasangan.
Fasilitas untuk layanan tes HIV juga disediakan di sekitar lokasi konser oleh Klinik Pro Care PKBI DKI, khusus bagi para penonton yang ingin memeriksakan status kesehatan dirinya.
“Pelibatan band hardcore punk seperti Jeruji dalam mencegah HIV/AIDS ini bertujuan untuk menyebarkan informasi mengenai HIV/AIDS secara lebih luas kepada komunitas, sekaligus mengajak mereka melakukan tes secara bersamaan,” terang Riki.
Selain itu, lanjut Riki, Jeruji juga dikenal sebagai Band Hard Core Punk yang mengedepankan idealisme serta melawan segala bentuk penindasan. Tentu hal ini menjadi momen yang sangat tepat dalam mendukung penolakan terhadap Rancangan KUHP bermasalah. Seperti aksi yang disuarakan aliansi masyarakat sipil pada tanggal 12 Februari 2018 di depan Gedung DPR/MPR RI.
Sementara itu, Terri Ford, AHF Chief of Global Policy, Advocacy & Marketing, menambahkan, saat ini ketersediaan kondom dalam bidang kesehatan masyarakat, terancam secara global akibat pemerintah dan badan-badan internasional yang mengurangi pendanaannya. “Hal ini kemungkinan besar akan menyebabkan lebih banyak lagi infeksi di seluruh dunia,” katanya.
Seperti diketahui, data Kementerian Kesehatan RI tahun 2017 menyebutkan, sejak pertama kali dilaporkan tahun 1987 hingga Maret 2017, jumlah kumulatif infeksi HIV di Indonesia mencapai 242.699 kasus, dan AIDS mencapai 87.453 kasus.
Hubungan seksual berisiko secara heteroseksual menjadi faktor paling tinggi dalam penularan kasus HIV/AIDS. Persentasenya hingga mencapai 68 %.
Sampai saat kini, secara medis belum ada cara yang ampuh guna mencegah penularan IMS dan HIV, kecuali dengan tidak melakukan hubungan seksual berisiko serta tidak menggunakan narkoba suntik. Penggunaan kondom bagi mereka yang punya kebiasaan berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual merupakan salah satu cara pencegahan yang bisa dilakukan. (Eva/R3/HR-Online)