Photo: Ilustrasi/Net
Berita Teknologi, (harapanrakyat.com),-
Para ilmuwan di Inggris mengungkapkan bahwa mengonsumsi alkohol dapat mengakibatkan kanker. Dalam penelitiannya terhadap tikus, mereka menemukan alkohol bisa merusak DNA di dalam sel pembentuk darah.
Dilansir OkezoneTechno, Minggu (07/01/2018), bahwa hal itu terjadi akibat faktor senyawa kimia yang disebut acetaldehyde, yakni sebuah produk sampingan dari proses metabolisme alkohol.
Menurut penelitian Cambridge University’s MRC Laboratory of Molecular Biology, jika acetaldehyde tidak hancur, maka akan terbentuk dalam sel. Pada saat itulah senyawa kimia tersebut merusak DNA.
“Penelitian ini memberikan bukti sangat kuat, bahwa metabolisme alkohol menyebabkan kerusakan DNA ke seluruh sel induk penting yang terus menghasilkan jaringan,” kata Ketan Patel, pemimpin penulis dalam penelitian tersebut.
Melalui organisme hidup, para ilmuwan bisa mengamati cara tubuh merespon. Mereka memberikan alkohol yang diencerkan atau etanol kepada tikus tersebut, selanjutnya menggunakan analisis kromosom dan pengurutan DNA guna mengukur kerusakan genetik.
Para peneliti menemukan bahwa acetaldehyde dapat menghancurkan sekaligus menyebabkan kerusakan double-stranded dalam DNA di dalam sel-sel, yang kemudian mengubahnya secara permanen. Perlu diketahui bahwa sel induk darah digunakan karena mudah direplikasi untuk analisis DNA, dan sel induk bisa menyebarkan kerusakan genetik ke seluruh tubuh.
Tubuh memang memiliki pertahanan terhadap acetaldehyde, yakni sekelompok enzim yang disebut acetaldehyde dehydrogenases (ALDH). Apabila mampu bekerja dengan baik, maka akan menetralkan acetaldehyde dengan mengubahnya menjadi asetat yang bisa digunakan untuk energi tubuh.
Namun, untuk bisa melihat bagaimana acetaldehyde mempengaruhi sel saat terbentuk, tim harus memodifikasi tikus secara genetis dengan mutasi yang mencegah sel induk darah menghasilkan salah satu enzim ini, yakni ALDH2.
“Kita melihat sejumlah besar kerusakan DNA pada sel-sel tersebut. Ada beberapa DNA sudah terhapus dan rusak. Bahkan kami melihat bagian-bagian kromosom pindah dan tersusun ulang,” terang Patel.
Dalam penelitian tersebut, tikus dengan ALDH2 yang kurang mengalami empat kali kerusakan daripada tikus yang memiliki ALDH2 normal. Kemudian, pertahanan kedua merupakan sistem perbaikan, yaitu tubuh mulai berusaha memperbaiki kerusakan DNA. Namun, ada beberapa orang memiliki mutasi yang mengakibatkan satu atau kedua sistem pertahanan tersebut tidak bekerja.
“Penelitian kami ini menyoroti, bila tubuh tidak bisa mengolah alkohol secara efektif, maka risiko kerusakan DNA oleh alkohol akan lebih tinggi dan menjadi kanker tertentu. Penting untuk diingat bahwa pembersihan alkohol dan sistem perbaikan DNA tidaklah sempurna. Karena, alkohol masih bisa menyebabkan kanker dengan cara yang berbeda, bahkan pada orang-orang dengan mekanisme pertahanan utuh,” tandas Patel. (Eva/R3/HR-Online)