Kepala Dinas Pariwisata Pangandaran, Undang Sohbarudin. Foto: Entang SR/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Dalam menyambut dan memeriahkan pergantian tahun baru 2018, Pemerintah Kabupaten Pangandaran menggelar berbagai acara untuk menghibur wisatawan yang berlibur ke Pangandaran. Bahkan, berbagai kegiatan spektakuler juga turut dipersiapkan, seperti tarian ronggeng gunung yang akan diperankan oleh ribuan penari, pagelaran musik serta acara menarik lainnya.
Sebelumnya, Pemkab Pangandaran berencana menghadirkan grup band papan atas Jamrud untuk meramaikan puncak acara malam pergantian tahun. Namun, berdasarkan informasi, kehadiran Jamrud batal ke Pangandaran sebagaimana yang disampaikan dari event organizer kepada Pemkab Pangandaran.
Undang Sohbarudin, Kepala Dinas Pariwisata Pangandaran, mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan kehadiran Jamrud yang bakal meramaikan malam pergantian tahun di Pangandaran batal. Pasalnya, masyarakat dan juga wisatawan sangat menantikan aksi Jamrud di Pangandaran pada malam tahun baru.
“Berdasarkan hasil koordinasi dengan event organizer, pentas musik Jamrud dibatalkan yang entah apa sebabnya. Meski begitu, kegiatan-kegiatan lain tetap siap digelar sebagaimana rencana awal,” kata Undang kepada Koran HR, Selasa (26/12/2017).
Ia menambahkan, pagelaran seni tradisional ronggeng gunung yang melibatkan 2018 penari yang mana akan masuk Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) juga dibatalkan dengan alasan biaya yang cukup mahal, yakni sekitar Rp. 50 juta. Kendati rencana untuk mendapatkan rekor Muri batal, namun pagelaran ronggeng gunung tetap dilaksanakan.
“Untuk dapat rekor Muri-nya yang mahal, tapi kita tetap akan gelar ronggeng meski tidak jadi mendapatkan rekor Muri. Secara pribadi maupun kelembagaan, jelas sangat disayangkan sekali sejumlah acara batal tidak sesuai dengan rencana awal. Namun, kami harap semua pihak memakluminya,” pungkasnya.
Saat memberikan keterangan siapa pihak ketiga yang menangani pentas musik rock Jamrud tersebut, Undang tidak menyebutkan secara gamblang siapa dibalik batalnya kegiatan tersebut. (Ntang/Koran HR)