Dalam rangka ngamumule adat budaya sejarah Situs Pangrumasan, ratusan warga Dusun Sukamaju, Desa Banjaranyar, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menggelar acara adat Hajat Mulud, Senin (04/12/2017) lalu. Foto : Suherman/ HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Dalam rangka ngamumule adat budaya sejarah Situs Pangrumasan, ratusan warga Dusun Sukamaju, Desa Banjaranyar, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menggelar acara adat Hajat Mulud, Senin (04/12/2017) lalu.
Acara yang rutin dilaksanakan setiap tahun, tepatnya di Bulan Mulud itu digelar di Bale Bandung dan dipimpin langsung oleh sesepuh atau kuncen Situs Pangrumasan.
Ketua Panitia sekaligus sesepuh Pangrumasan, Edi Santana, saat ditemui Koran HR, Senin (04/12/2017), mengungkapkan, kegiatan lebaran mulud adalah salah satu kegiatan rutin yang selalu dilakukan oleh warga di Situs Pangrumasan.
Menurut dia, kegiatan lebaran mulud atau maulid nabi selalu dilaksanakan dengan mengedepankan acara, upacara adat, seperti potong tumpeng, potong kambing, serta tausiyah keagamaan serta do,a bersama.
“Kegiatan ini adalah salah satu bentuk syukur kepada sang maha pencipta. Selain itu kita juga tetap menjaga kearifan budaya yang selama ratusan tahun tetap dijaga dan dilestarikan. Yang kita pertahankan adalah menjaga dan kelestarian budaya,” katanya.
Selain melaksanakan kegiatan hajat mulud, kegiatan unik seperti adat kobulan juga menjadi hal menarik yang dilaksanakan di Situs Pangrumasan. Dalam kegiatan tersebut, warga beramai-ramai memenuhi Bale Bandung sambil masing-masing membawa air. Warga percaya jika air yang telah diberi do’a bersama itu akan berbarokah serta mampu menjaga keluarga dari berbagai malapetaka.
“Kegiatan kobulan adalah salah satu upacara adat yang hingga saat ini masih kita lestarikan. Dalam acara kobulan, kita semua berkumpul dan berdo’a bersama di dalam Bale Bandung. Kita semua berdo’a kepada Allah SWT, memohon agar lingkungan Pangrumasan selalu terhidar dari berbagai malapetaka,” kata sesepuh, Edi Santana.
Alhamdulillah, kata Edi, sejak dulu wilayah Pangrumasan tidak pernah dilanda bencana, baik itu longsor maupun puting beliung. Selain tiu, Pangrumasan tetap subur dengan sumber mata air yang melimpah ruah.
Kepala Desa Banjaranyar, Tata, kepada Koran HR, Senin (04/12/2017), mengatakan, dalam rangkaian acara tersebut juga digelar Jamasan. Menurut dia, jamasan adalah sebuah kegiatan rutin warga berkumpul, bekerjasama dan gotong-royong membuat berbagai makanan sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.
“Mudah-mudahan budaya ini tetap bisa lestari dan selalu membawa berkah bagi warga Banjaranyar. Kami juga berharap adat budaya situs Pangrumasan tetap terjaga. Pemerintah Kabupaten Ciamis juga bisa memberikan dukungan dan menjadikan situs pangrumasan ini sebagai situs sejarah yang mendapat perhatian,” katanya.
Tata menjelaskan, Situs Pangrumasan merupakan salah satu situs kramat tepat awal mula penyebaran agama Islam di wilayah tatar galuh. Situs tersebut berada di atas tanah desa seluas kurang lebih empat hektar yang sampai saat ini masih terjaga kelestarian adat dan budayanya.
Sementara iu, Kasie Sejarah dan Budaya Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Ciamis, Miming Mujamil, Senin (04/12/2017), mengatakan bahwa Situs Pangrumasan akan dikembangkan.
“Di Pangrumasan ini kita masih menemukan sebuah adat yang kental dengan budayanya. Situs ini harus tetap dijaga kelestariannya. Di Pangrumasan masih ada budaya adat yang selalu digelar, seperti upacara adat seperti sekarang ini. Sebuah budaya yang mengandung kearifan lokal, membuat Pangrumasan patut kita jaga dan kita kembangkan,” katanya. (Suherman/Koran HR)