Salah satu realisasi ADD tahap II berupa pembangunan tugu batas desa. Foto: Nanang Supendi/HR
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Pemerintah Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, saat ini sedang menuntaskan penyusunan APBDes Perubahan tahun 2017. Salah satunya perubahan yang dibuatnya yakni akan adanya alokasi untuk penyertaan modal bagi BUMDes sebesar Rp.700 juta untuk membuka unit usaha baru bidang perdagangan berupa pendirian toko ritel (BUMDes Mart).
Kepala Desa Kujangsari, Siti Aisah, melalui Sekdesnya, Aris Munandar, menjelaskan, upaya mendorong keberlanjutan kemajuan BUMDes yang dimilikinya itu dalam rangka meningkatkan perekonomian desanya guna menjadikan desa mandiri.
“Bagaimana pun untuk bisa mencapai jadi desa mandiri, perlu adanya topangan kekuatan lembaga ekonomi desa seperti BUMDes. Potensi itu terus kita upaya maksimalkan sehingga sebagai bagian pendorong warga desa untuk tidak ketergantungan kepada pemerintah,” terang Aris, kepada Koran HR, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (31/10/2017) lalu.
Sebagai persiapan mendirikan BUMDes Mart, pihaknya sudah menyiapkan ruangan di sebelah kantor BUMDes. Rencana pendirian unit usaha baru ini adalah untuk menyerap tenaga kerja desa, meningkatkan inovasi dan peluang usaha ekonomi produktif, serta untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes).
Hingga saat ini, unit usaha yang berjalan di BUMDes Kujangsari diantaranya kredit modal usaha, kredit konsumtif/barang, serta produksi air minum isi ulang. Perkiraan aset yang ada di BUMDes Kujangsari mencapai sekitar Rp.2 miliar.
Aris juga mengatakan, bahwa BUMDes merupakan salah satu alasan penopang Desa Kujangsari untuk mencapai target menjadikan desa mandiri. Selain itu, dimilikinya potensi ketersedian lahan pertanian dan akses infrastruktur, serta pengoptimalan potensi lembaga pertanian yang tersedia, seperti Kelompok Pojok Subur, yakni sebuah usaha pembibitan tanaman mulai sayuran dan kacang-kacangan, dan juga padi.
“Kami pun akan mengembangkan potensi Gunung Sangkur menjadi kawasan wisata desa, yang berisi bumi perkemahan, ski air, flying fox, kuliner, dan sebagainya. Itu semua merupakan perencanaan berkelanjutan atau tak mungkin bisa dibuat dalam satu tahun anggaran,” tuturnya.
Sedangkan, untuk Alokasi Dana Desa (ADD) tahap II realisasinya sudah capai 80 persen dan sisa 20 persen akan tuntas di bulan November ini. Dari pencairan ADD tahap II sebesar Rp.1,175 miliar, kegiatannya difokuskan pada bidang pemerintahan. Penyerapan besar di bidang pemerintahan karena ada beberapa item kegiatan fisiknya, seperti pembangunan tugu batas desa, dan rehab Balai Dusun Rancakole.
“Kami targetkan Desa Kujangsari melakukan pencairan ADD tahap III di akhir November sambil menyelesaikan APBDes Perubahan 2017 yang sedang kami susun ini. Itu salah satu syaratnya bisa dilakukan pencaiaran tahap III. Insya Allah pada waktunya nanti, walau mepet, realisasi kegiatan ADD tahap III bisa tuntas akhir Desember. Karena, di tahap III nanti hanya kegiatan pemberdayaan dan pembinaan kemasyarakatan,” pungkas Aris. (Nanks/Koran HR)