Berita Pangandaran (harapanrakyat.com),- Musim kemarau yang mengakibatkan lima sungai di Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, mengalami berkurangnya debit air dan bahkan terancam kekeringan, kondisi tersebut disikapi serius oleh Ketua KTNA Pangandaran, Warino Si Kepis.
Kelima sungai itu seperti, Cimandala, Cibencoy, Curug Bilik, Cigugur dan Sungai Ciharuman, bila setiap tahunnya semakin mengering, maka akan merugikan masyarakat di tujuh kecamatan.
“Ketujuh kecamatan yang akan langsung terkena imbas yaitu, Pangandaran, Parigi, Cijulang, Cimerak, Sidamulih, Cigugur dan Langkaplancar. Masyarakat akan kekurangan air bersih, untuk areal sawah dan ladang, bahkan juga akan mengganggu sektor wisata yang andalanya bermain air,” tegas Warino saat dihubungi HR Online, Rabu (20/09/2017).
Atas dasar itulah, Warino tidak setuju pihak Perhutani melakukan penebangan pohon di kawasan hutan Langkaplancar. “Lebih banyak mudaratnya, ketimbang maslahatnya. Sekarang ini kemarau baru berlangsung dua atau tiga bulan saja, kelima sungai sudah kering. Pada bulan Oktober hingga Maret (Okmar) mendatang merupakan masa tanam kedua bagi petani, tapi sekarang untuk mandi dan minum saja susah,”ujarnya penuh sesal.
Mempertahankan hutan produksi lanjut Warino, sudah tidak relevan untuk saat ini, dan bahkan sangat merugikan masyarakat. “Coba renungkan oleh seluruh pemangku kebijakan mulai dari Pemkab, DPRD Pangandaran, Gubernur dan DPRD Jabar, bahkan Presiden sekalipun. Hutan ditebang itu akan berakibat, bila kemarau akan kekeringan dan bila musim hujan akan terjadi bencana alam seperti Banjir dan longsor. Untuk itu sudah saatnya stop hutan produksi,” tegasnya.
Mengeringnya lima sungai di Langkaplancar, kata Warino, akan mengancam puluhan ribu areal persawahan di tujuh kecamatan mengalami kekeringan dan gagal panen.
“Kalau di rata-rata satu kecamatan ada dua ribu hektar areal pesawahan saja, berarti empat belas ribu areal pesawahan akan gagal panen. Itu baru untuk pesawahan, berapa ribu kebun dan ladang akan mengalami hal serupa,” tandasnya.
Bila itu terjadi, makan ketahan pangan di Kabupaten Pangandaran dan keterbutuhan air bersih akan mengalami keterpurukan. “Belum lagi sektor wisata sungai akan terkena imbasnya,” ketus Warino. (SBH/R1/HR-Online)