Sosialisasi program JKN-KIS kepada masyarakat di Desa Kedungwuluh dalam rangka menuju Desa JKN Seratus Persen. Foto: Madlani/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Kepala Kantor Cabang BPJS Kesehatan Banjar mengapresiasi berbagai pihak yang telah membantu mensosialisasikan JKN-KIS ke masyarakat, terutama Puskesmas Padaherang yang telah berusaha mewujudkan Desa JKN Seratus Persen di Desa Kedungwuluh.
“Januari 2019 nanti semua warga Indonesia harus sudah menjadi peserta JKN-KIS. Sebab, ini adalah program nasional,” jelasnya kepada Koran HR, Selasa (26/09/2017).
Jayadi menambahkan, dari berbagai sosialiasi yang terus dilakukan, bertujuan menginformasikan berbagai persyaratan, metode pembayaran serta kategori calon peserta yang mampu membayar sendiri atau masuk tanggungan pemerintah melalui Kartu Kertawaluya.
Berdasarkan porsinya, lanjut Jayadi, saat ini yang sudah masuk menjadi peserta JKN-KIS baru mencapai angka 39 persen atau masih di bawah persentase 50 persen. Ia berharap, hingga tahun 2017 ini bisa mencapai angka 85 persen.
“Respon masyarakat Pangandaran cukup bagus, walaupun hasil capaiannya masih dibawah 50 persen. Kita akan terus dorong dengan sosialiasi supaya bisa tercapai. Untuk provinsi saat ini sudah mencapai 71 persen dan secara nasional mencapai 75 persen,” ungkapnya.
Ia mengharapkan, masyarakat untuk segera mendaftarkan diri menjadi peserta JKN-KIS yang mana bukan dilihat semata-mata program kesehatannya saja, akan tetapi program tersebut merupakan program nasional yang mana perlu mendapatkan dukungan dari semua masyarakat.
“Jadi, kartu JKN-KIS ini bukan untuk sakit saja, akan tetapi untuk sehat juga. Bila masyarakat ada keluhan, tinggal datang saja ke kantor untuk selesaikan bersama dan semua akan berjalan dengan lancar,” pungkasnya.
Endang Kusmana (59), salah satu peserta JKN-KIS asal Desa Kedungwuluh, berharap dengan adanya sosialisasi kepesertaan JKN-KIS akan memudahkan penerapannya di lapangan. Sebab, biasanya bila terjadi kesalahan ataupun kelalaian bisa dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab dan juga karena ketidaktahuan peserta itu sendiri.
“Saya ingin komunikasi dan sosialisasi bisa berdampak baik untuk program ini. Paling penting, kebutuhan dasar masyarakat untuk lebih sehat bisa terlayani dengan baik,” ujarnya. (Mad/R6/Koran HR)