Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan Kecamatan Baregbeg menginstruksikan semua sekolah dasar (SD) melakukan imunisasi campak-rubella (MR) bagi para siswanya. Pasalnya, dua penyakit tersebut sangat berbahaya kerana dapat menyebabkan kematian dan kecatatan permanen.
Kepala UPT Pendidikan Baregbeg, H. Dedi Kusmana, saat ditemui Koran HR, Selasa (08/08/2017) lalu di ruang kerjanya, membenarkan, pihaknya mengharapkan semua sekolah mengikuti atau melaksanakan imunisasi (MR) yang merupakan program pemerintah pusat.
Dedi mengakui, selama imunisasi MR disosialisasikan, pihaknya tidak menemukan sekolah yang melakukan penolakan terhadap pelaksanaan imunisasi MR. Dengan kata lain, semua sekolah bersedia melaksanakan imunisasi MR tersebut.
“Alhamdulillah di wilayah saya belum ada yang menolak. Semua menerimanya. Kemarin diawali di SDN 1 Sukamulya dan besok di SDN 1 Saguling Baregbeg dan terus bertahap kedepanya,” ujarnya
Menurut Dedi, bila ada sekolah yang menolak melaksanakan imunisasi MR, pihaknya akan melakukan pendekatan secara persuasif kepada pihak sekolah dan orangtua murid. Pihaknya juga mengapresi serta mendukung program imunisasi MR tersebut.
“Seluruh siswa SD maupun SMP di Kecamatan Baregbeg khususnya, sampai hari ini sangat antusias mengikuti imunisasi MR. Mudah-mudahan para siswa terhindar dari penyakit campak dan rubella,” katanya.
Sementara itu, Endang A Sudrajat, petugas dari Puskesmas Baregbeg, menerangkan bahwa imunisasi MR bermanfaat untuk mencegah anak tertular penyakit campak dan rubella.
Endang menjelaskan bahwa penyakit campak dan rubella diketahui menular melalui saluran napas yang disebabkan oleh virus. Campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti radang paru, radang otak, kebutaan, gizi buruk bahkan kematian.
“Maka dari itu, imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk penyakit campak dan rubela,” katanya.
Di tempat terpisah, Kepala SD Negeri 1 Saguling, Kustawan, mengatakan bahwa 347 siswanya sudah mengikuti imunisasi MR. Menurut dia, upaya tersebut sebagai bentuk pencegahan (preventif).
“Meski ada beberapa siswa yang menanings karena takut jarum suntik, tetapi mereka tetap melaksanakan imunisasi. Alhamdulilah semua antusias mengikutinya. Tidak ada yang sampai kabur karena takut disuntik,” katanya. (Heri/Koran HR)