Batu berbentuk persegi panjang yang diduga kuat merupakan dolmen atau benda purbakala peninggalan manusia masa lalu, ditemuakan di sekitar situs percandian Batukalde, Cagaralam, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Foto: Madlani/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Sebuah batu berbentuk persegi panjang yang diduga kuat merupakan dolmen atau benda purbakala peninggalan manusia masa lalu, ditemuakan di sekitar situs percandian Batukalde, Cagaralam, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Dolmen ini ditemukan oleh tim arkeologi Bidang Kebudayaan Disparbud Kabupaten Pangandaran. Tim ini terdiri dari Tia Rizkisari, Asep Jatnika dan dibantu Aris Muhammad serta Asep Nurdin dari Juru Pelihara BPCB Jabar-Banten.
Dari pantauan HR Online, lokasi dolmen yang baru ditemukan ini berjarak 1200 m dan berada di arah selatan dari kompleks percandian serta berada pada ketinggan 400 m permukaan laut (dpl). Sementara ciri fisik dolmen ini tampak terbuat dari batuan andesit atau yang biasa digunakan membuat bangunan candi. Ukuran panjang serta lebarnya 60 cm dan tingginya 16 cm.
Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud, Kabupaten Pangandaran, Aceng Hasim, menjelaskan, menurut kepercayaan masyarakat masa lalu, dolmen diyakini sebagai pelinggih roh atau tempat sesaji pada saat upacara. Dolmen ini pun seringkali disimpan di tempat-tempat yang dianggap keramat.
“Dolmen dalam ritual Hindu/Budha sering digunakan sebagai tempat pelaksanaan upacara yang ada hubungannya dengan pemujaan kepada roh leluhur. Dolmen pun sering dipakai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan,” kata Aceng kepada HR Online, Kamis (10/8/2017).
Selain itu, kata Aceng, di bawah dolmen juga sering dipakai untuk meletakkan mayat. Tujuannya, untuk menghindari agar mayat tidak dapat dimakan oleh binatang buas. Makanya, kaki mejanya diperbanyak sampai mayat dipastikan tertutup rapat oleh batu.
Aceng menjelaskan, dari temuan ini bisa disimpulkan bahwa masyarakat pada masa Hindu/Budha meyakini tentang adanya sebuah hubungan antara yang sudah meninggal dengan yang masih hidup.
“Mereka percaya bahwa apabila terjadi hubungan yang baik, maka akan menghasilkan keharmonisan dan keselarasan bagi kedua belah pihak,”terangnya.
Aceng menambahkan, dengan ditemukannya dolmen di sekitar situs percandian Batukalde Cagaralam, tentunya menambah kekayaan benda cagar budaya di Pangandaran. Menurutnya, kini sudah banyak terkumpul benda sejarah mulai dari masa pra sejarah hingga masa islam.
Benda-benda peninggalan sejarah masa lalu di Pangandaran sebelumnya sudah ditemukan di beberapa tempat, seperti di Goa Sutrareregan Desa Selasari Kecamatan Parigi yang ditemukan benda pada masa pra sejarah. Begitu juga di kompleks percandian Batu Kalde Cagaralam, Desa Pananjung.
Selain itu, ditemukan juga bangunan berarsitektur kolonial Belanda di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang dan benda peninggalan pada masa islam di makam Dalem Sembah Agung di Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang. (Mad/R2/HR-Online)