Berita Kesehatan, (harapanrakyat.com),- Buang air kecil merupakan salah satu aktiftas yang hal lumrah dilakukan baik oleh manusia maupun hewan. Sementara itu, bagi manusia khususnya laki-laki buang air kecil atau kencing dengan posisi berdiri juga merupakan hal wajar dilakukan di setiap kesempatan dibandingkan dengan posisi jongkok.
Meski posisi kencing jongkok terbilang jarang dilakukan oleh sebagian pria, namun ternyata posisi tersebut justru sangat baik bagi kesehatan. Bahkan, di Negara Swedia melarang pria kencing dengan posisi berdiri. Pasalnya, pemerintah memandang banyak keuntungan dengan cara posisi duduk bila pria tengah kencing. Selain itu, partai sosialis dan feminis di Negara tersebut menilai kencing dengan posisi duduk akan lebih higienis.
Adapun alasan medisnya, Negara Swedia berkeyakinan bahwa kencing dengan posisi duduk dapat mengurangi risiko kanker prostat dan meningkatkan kualitas kehidupan seks pria.
Dikutip dari HR Online berbagai sumber, untuk manfaat kesehatan buang air kecil dengan posisi jongkok sempurna ialah kandung kemih secara otomatis akan tertekan dan membuat urin keluar semua tanpa sisa. Sedangkan dengan kondisi kemih yang kosong akan membantu mengurangi seseorang dari resiko penyakit kanker prostat. Tak hanya itu, guna mengosongkan kandung kemih secara sempurna, lakukanlah batuk-batuk kecil agar kandung kemih lebih tertekan dan air kencing keluar semua tak tersisa.
Manfaat selanjutnya dari posisi buang air kecil posisi jongkok yaitu bisa membuang metabolisme dari dalam tubuh yang berupa air. Apalagi dengan posisi tersebut biasanya disertai dengan buang gas (kentu) yang mana sangat baik untuk kesehatan. Sementara pada posisi kencing berdiri, kondisi membuang metabolisme berupa air dan gas jarang dijumpai.
Kebiasaan membuang air kecil dengan posisi berdiri akan membuat kandung kemih tidak tertekan yang menyebabkan urin masih ada yang tertinggal. Bila hal itu terjadi, tentu akan menimbulkan berbagai penyakit karena masih adanya metabolisme yang seharusnya dikeluarkan justru masih tersisa. Sementara bila semakin banyak urin yang masih tersimpan dalam tubuh, maka akan semakin beresiko terkena batu kandung kemih. (Muhafid/R6/HR-Online)