Salah seorang siswa asal Papua bersama guru SMK Negeri 2 Ciamis 2015 silam. Foto: Dokumen HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Ciamis pada tahun ajaran kali ini menerima sedikitnya delapan orang pelajar asal provinsi Papua. Kedelapan orang pelajar tersebut dikirim dan ditempatkan di SMK Negeri 2 Ciamis untuk menimba ilmu. Upaya tersebut dilakukan dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk membangun daerah asal.
Kepala SMKN 2 Ciamis, Drs. Asep Agus, MM., sekaligus tim pendamping untuk pelajar asal Manokwari, Senin (24/07/2017) lalu, di ruang kerjanya, mengaku, pihaknya merasa bangga menjadi bagian dari tim pendampingan pelajar asal Papua.
Asep Agus menututurkan, pendampingan tersebut merupakan bagian dari upaya memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus peningkatan kualitas pendidikan.
“Ini kan program pemerintah yang harus didukung. Makanya selaku insan pendidikan, kami siap menerima dan mendidik anak-anak (asal Papua) tersebut. Semoga dengan ini juga keutuhan NKRI semakin kuat,” katanya.
Kepada Koran HR, Asep Agus mengakui, potensi yang dimiliki anak-anak pelajar asal Papua sangat bagus, baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Untuk itu, pihaknya menargetkan agar pelajar asal Papua bisa berkembang dan sukses belajar di Ciamis.
“Kami berharap mereka nantinya bisa mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat disini (SMKN 2 Ciamis) di daerah asal,” katanya.
Sementara itu, Agustinus Makulap (17), ketika ditemui Koran HR, Selasa (25/07/2017), mengaku sangat nyaman belajar di SMK Negeri 2 Ciamis. Apalagi menurut dia, orang Ciamis sangat ramah.
“Sambutan dari teman-teman sekolah sangat baik, mereka mau berbaur dan bertukar pengalaman seputar kebudayaan antara budaya Papua dan sunda. Begitu pula sambutan dari para guru yang ada disini, terutama kepala sekolah yang sudah menerima saya sebagai anak asuhnya,” ujarnya.
Kepada Koran HR, Agus mengaku bercita-cita melanjutkan penididikan hingga S2. Dia juga mengatakan, awalnya tidak menyangka akan melanjutkan studi ke Jawa. Sebab, selama ini Agus belum pernah mengetahui pulau Jawa.
Saat tiba, Agus bersama teman mengaku kaget melihat kondisi, situasi dan lingkungan sekolah di Ciamis. Pasalnya, kondisinya sangat jauh berbeda dengan di Papua. Menurut dia, di Ciamis sangat ramai dan orang-orangnya baik.
“Saya nanti ingin jadi operator komputer handal. Saya ingin membangun Papua agar tidak tertinggal dari daerah lain,” katanya.
Senada dengan itu, Wonggor Arwakon (16), ketika ditemui Koran HR, Selasa (25/07/2017) lalu, mengatakan, awalnya dia dan teman-teman sulit beradaptasi. Tapi berkat keramahtamahan orang Ciamis, dia dan teman-teman asal papua berhasil menyesuaikan situasi.
“Semua pelajar menerima kami dengan senang hati. Adaptasi makanan juga bisa lebih cepat. Paling sekitar semingguan. Cuma kalau kangen suasana rumah memang masih tetasa sampai hari ini,” katanya. (Heri/Koran HR)
Berita Terkait