Aksi pecinta drift trike Kota Banjar di kawasan Lapas Banjar. Photo: Muhafid/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Dalam menyambut buka puasa di bulan suci Ramadhan, sejumlah pemuda di Banjar melakukan aksi nyeleneh nan ekstrim. Bagaimana tidak, mereka melakukan aksi turun menyusuri jalan di Lapas Banjar menggunakan drift trike, yakni sepeda roda tiga yang mana dua roda di belakangnya tersebut kondisinya licin.
Dengan medan di kawasan Lapas Kota Banjar yang turunannya sangat curam dan belokan sangat tajam, mereka berulang kali melakukan berbagai trik drift trike serta manuver untuk mengasah keahliannya dalam mengendalikan sepeda awalnya ramai di luar negeri.
Indra Sofian (22), salah satu penggagas komunitas drift trike di Banjar, mengatakan, awal mula memiliki ide olahraga ekstrim tersebut bermula saat dirinya mengetahui di luar negeri melalui Youtube terdapat olahraga baru yang mana di Indonesia masih jarang sejak tahun 2013 silam.
“Ya iseng-iseng saja. saya cari bahan-bahan untuk membuat drift trike dari internet, akhirnya saya bisa merakit sendiri. Jadi, rata-rata drift trike itu bahan-bahan untuk membuatnya tidak ada yang jual di toko, semuanya rakitan sendiri,” tuturnya, saat dijumpai Koran HR, Senin (29/05/2017) lalu.
Menurut Indra, biaya yang dibutuhkan untuk merakit sebuah drift trike bisa menghabiskan sekitar Rp.500 ribu hingga Rp.1 juta. Kalau untuk bagian ban belakang dibuat dari kayu yang dibubut dan dilapisi PVC. Karena kalau menggunakan roda gokkar harganya mahal, satu pasang sekitar Rp.2 juta.
Setelah mengajak teman-teman sekolah serta di lingkungannya untuk menjajal olahraga ekstrim ini, akhirnya komunitas drift trike Banjar ini mulai diminati oleh berbagai kalangan remaja hingga dewasa.
Hanya dengan memiliki drift trike dan alat kemanan seperti halnya helm, sepatu dan celana panjang, kata Indra, maka siapapun bisa bergabung dengan komunitas tersebut tanpa syarat khusus atau lainnya.
“Ya intinya kita cuma niat latihan kesimbangan, memacu adrenaline, mempererat silaturahim, dan paling penting adalah ini merupakan olahraga yang positif,” jelasnya.
Meski belum pernah ke luar daerah untuk bergabung dengan sesama pecinta drift trike, lanjut Indra, namun komunitasnya ini lebih banyak berlatih hampir setiap minggunya di sekitar kawasan Lapas Banjar. Khusus bulan puasa dilakukan setiap hari sambil ngabuburit.
Dia berharap kedepan komunitasnya ini bisa menggelar sebuah acara yang dapat mengumpulkan para pecinta drift trike yang ada di Indonesia. Meski sejak berdirinya hingga saat ini belum pernah menggandeng pemerintah maupun sponsor, namun Indra optimis bahwa komunitasnya akan terus berjalan dan tetap berupaya agar keinginannya itu bisa tercapai.
“Di Priangan Timur itu komunitas drift trike tidak ada, hanya kita saja. Yang ada justru di Bandung kalau di Jawa Barat. Mudah-mudahan saja nanti kita bisa menggelar acara kumpul-kumpul di Banjar dengan mereka,” kata Indra.
Komunitas drift trike Kota Banjar saat berada di kawasan Lapas Banjar. Foto: Muhafid/HR
Di lokasi yang sama, Heri Hermawan (35), salah satu pecinta drift trike, mengaku bahwa olahraga sepeda ekstrim ini sangat memacu adrenaline. Karena dirinya memiliki hobi olahraga ekstrim, jadi ketika melihat drift trike sejak satu tahun lalu ia langsung ketagihan hingga sekarang.
“Bagi saya ini sangat bagus dan positif untuk orang-orang yang suka tantangan. Kita latihan rutin hanya dalam bulan puasa saja, tapi di hari-hari biasa kadang kita juga bermain di sekitaran kawasan Lapas Banjar,” terang Heri.
Dari pantauan Koran HR, para pengemudi drift trike melakukan aksinya dari mulai turunan di Lapas Banjar hingga jarak 200 meteran dengan berbagai trik yang mereka kuasai. Bermodalkan rem depan dan sepatu yang dipakai untuk mengendalikan drift trike, mereka lakukan terus menerus hingga kumandang adzan magrib tiba. (Muhafid/Koran HR)