Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Setelah lokasi swafoto Lembah Pajamben di Desa Binangun, Kecamatan Pataruman ramai dikunjungi, kini warga Dusun Pagerbatu, Desa Batulawang, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, juga tak kalah kreatif untuk menarik perhatian sebagian warga Kota Banjar yang kini tengah “haus selfie,” terutama kalangan muda, dengan membuat lokasi wisata swafoto baru di Puncak Bukit Pagerbatu.
Di lokasi yang menawarkan pemandangan alam pegunungan mengelilingi Kota Banjar, Puncak Bukit Pagerbatu juga menawarkan spot lokasi swafoto yang sudah disediakan masyarakat sejak 3 minggu lalu.
Meski terbilang baru, lokasi tersebut sudah ramai menjadi perbincangan di media sosial yang berdampak terhadap ramainya pengunjung, khususnya pada hari Sabtu dan Minggu, atau hari libur lainnya.
“Tadinya di sini itu banyak sekali pepohonan dan semak belukar. Namun, setelah dibersihkan oleh warga sekitar dan dibuat semacam tempat foto, kini menjadi daya tarik bagi warga lain, terutama anak-anak muda,” kata Yaya, warga setempat, kepada Koran HR, Senin (03/04/2017) lalu.
Karena pembukaan lokasi swafoto tersebut merupakan inisiatif warga dan Karang Taruna, lanjut Yaya, maka pengelolaannya pun semua dilakukan oleh warga sekitar secara bersama-sama.
“Sejak dibuka, sekarang sudah ada warung kecil-kecilan, tempat pembuangan sampah serta arena parkir yang semuanya dilakukan oleh warga setempat. Alhamdulillah, sekarang Dusun Pagerbatu jadi tambah ramai,” tutur Yaya.
Sementara itu, Cicih (34), pemilik warung di lokasi Bukit Pagerbatu, mengaku bahwa setelah dirinya ikut kerja bakti membersihkan lokasi beserta warga lainnya, langsung memiliki inisiatif untuk menambah penghasilan tambahan dengan membuka warung sederhana di lokasi.
“Saya yang pertama dagang di sini. Tapi sekarang warga lain juga ikutan berdagang. Nah, yang dagang itu khusus orang sini saja, bukan dari daerah lain. Sebab, ini untuk memberdayakan warga sekitar, dan alhamdulillah sedikit-sedikit ada tambahan penghasilan,” ungkap Cicih.
Tabeng, penjaga parkir di lokasi Bukit Pagerbatu, mengatakan, lokasi swafoto sebenarnya hanya dibuka pada hari Sabtu dan Minggu saja. Tapi karena antusias masyarakat cukup tinggi, wisata baru tersebut akhirnya dibuka tiap hari.
“Kita mulai jaga dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore, setelah itu kita tutup. Bahkan, kalau malam hari para pemuda selalu mengontrol agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi remaja sekarang banyak yang nekat dan ceroboh,” tuturnya.
Meski biaya untuk parkir masih sekehendak pengunjung, imbuh Tabeng, namun hal itu cukup membantu para pemuda dan warga sekitar untuk merawat serta membantu proses penyempurnaan lokasi wisata swafoto baru, yang ke depannya digadang-gadang akan semakin ramai.
“Hasil dari parkir kita gunakan untuk perawatan serta pengelolaan Puncak Pagerbatu. Karena semuanya swadaya, kita hanya mengandalkan dari parkir saja,” kata Tabeng.
Di tempat terpisah, Kepala Dusun Pagerbatu, Hadis, mengukapkan bahwa dirinya sangat takjub dengan gotong-royong warganya yang kreatif dan inovatif dalam membangun wilayahnya. Bermodal kekuatan gotong-royong, kini Pagerbatu semakin dikenal oleh banyak orang.
Karena semuanya swadaya, lokasi Puncak Pagerbatu juga semua seadanya saja. Intinya, masyarakat yang mengelolanya. Biasanya pengunjung yang datang hanya sekali saja. Sebab, lokasinya yang memang belum sempurna, khususnya jalan.
“Pengunjung terpaksa harus jalan sekitar 300 meter dari areal parkir untuk mencapai lokasi. Meski begitu, jalan yang kerap dikeluhkan itu rencananya akan diperbaiki pada tahun ini,” terang Hadis. (Muhafid/Koran HR)