Erik Krisnayudha saat berada di Makam Jagaresmi di Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. Photo: Entang Saeful Rachman/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Selain memiliki banyak potensi alam yang menjadi daya tarik wisata, Kabupaten Pangandaran juga memiliki banyak lokasi peninggalan zaman dahulu yang cukup terkenal seperti halnya Makam Jagaresmi.
Abah Koko Komarudin (66), salah seorang juru kunci di Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, mengatakan, di desanya terdapat sebuah makam yang dikenal Makam Jagaresmi. Makam tersebut menyimpan sejarah yang erat kaitannya dengan Kerajaan Mataram.
Menurutnya, Jagaresmi merupakan salah satu utusan dari Kerajaan Mataram yang diperintahkan oleh sang raja untuk menangkap Dipati Ukur yang dinilai telah bersekutu dengan VOC.
Lantaran Dipati Ukur merupakan salah satu orang punya pengaruh di Priangan, kata Koko, dan dia juga memiliki kesaktian yang sangat luar biasa, akhirnya Jagaresmi berhasil menangkap Dipati Ukur dengan kesaktiannya setelah dirinya berguru pada Mbah Pamotan. Setelah tertangkap, Dipati Ukur diserahkan kepada Raja Mataram.
“Setelah usai menjalankan tugasnya, Jagaresmi kembali berguru ke Mbah Pamotan. Bahkan, Jagaresmi memilih menikahi Nawangwulan yang tidak lain adalah anak Mbah Pamotan dan dia tidak kembali ke Mataram,” terangnya, Senin (26/02/2017) lalu.
Selain itu, kata Koko, Jagaresmi juga merupakan salah seorang penyebar agama Islam di Desa Pamotan yang makamnya masih utuh dan terawat dengan baik hingga saat ini. Bahkan, pada malam tertentu selalu ramai karena banyaknya peziarah yang datang ke makam tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Erik Krisnayudha, salah satu budayawan Pangandaran, mengatakan, banyaknya peninggalan di Pangandaran sangat banyak sekali. Karena itu, dirinya menilai potensi yang ada bisa dimaksimalkan dengan pengemasan yang baik agar bisa mendatangkan PAD bagi Pangandaran.
“Selaras dengan moto Pangandaran yang ingin mewujudkan kawasannya menjadi lokasi wisata yang mendunia. Gunung, pantai, makam keramat maupun peninggalan zaman dahulu lainnya sebenarnya bisa kita kemas agar mendatangkan PAD, contohnya kita promosikan kepada sekolah sebagai wisata edukasi,” jelasnya kepada Koran HR. (Ntang/R6/Koran HR)