Tanggul sungai yang berada di Dusun Sukajadi RT 28/RW 07 Desa Sukanagara, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, terus mengalami erosi hingga menyebabkan pengikisan tanah semakin lebar dan mengancam tanggul jebol. Foto: Entang SR/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy bersama Pemkab Pangandaran langsung melakukan penanganan ke lokasi tanggul sungai yang mengalami erosi di Dusun Sukajadi RT 28/RW 07 Desa Sukanagara, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (31/01/2017). Penanganan itu dilakukan menyusul ancaman banjir apabila tanggul sungai yang mengalami erosi itu akhirnya jebol.
Kepala Dinas PU, Tata Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Pangandaran, Jaja Nurulhuda, mengatakan, setelah pihaknya melakukan tinjauan ke lokasi bersama BBWS Citanduy, akhirnya disepakati tiga langkah dalam menangani tanggul tersebut.
Langkah pertama, kata dia, yakni melakukan penanganan darurat dengan memasang tumpukan karung berisi pasir dan benda padat lainnya yang berfungsi sebagai penahan air apabila tanggul tersebut dalam waktu dekat mengalami jebol.
“Namun, tumpukan benda-benda padat itu dipasang di luar lokasi tanggul yang mengalami erosi. Karena kalau dipasang di sekitar tanggul, seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, dipastikan benda-benda padat itu akan kembali terbawa arus sungai. Yang penting, apabila tanggul jebol, benda-benda padat itu bisa menahan air sungai, sehingga tidak menimbulkan banjir ke permukiman warga,” terangnya, kepada Koran HR, Selasa (31/01/2017).
Langkah yang kedua, tambah Jaja, di sekitar tumpukan benda-benda padat penahan air, juga akan dibangun bronjong untuk memperkuat dan membantu menahan air sungai apabila tanggul tersebut, jebol. “Dua langkah itu saat ini tengah dalam proses pengerjaan. Semoga saja pengerjaannya cepat selesai dan dapat membantu meminimalisir bencana,” harapnya.
Sementara langkah ketiga, kata Jaja, yakni pihak BBWS akan melakukan pembangunan beton penyangga tebing secara permanen di lokasi tanggul tersebut. Diharapkan dengan dibangunnya beton penyangga, dapat menjadi solusi untuk menghentikan pengikisan tanah pada permukaan tanggul.
“Beton penyangga itu akan dibangun di sepanjang tanggul. Namun, proses pengerjaannya dipastikan akan berlangsung lama. Makanya, sebagai langkah darurat, untuk semantara akan dibangun bronjong dan memasang tumpukan benda padat,” ujarnya.
Jaja juga mengungkapkan, dari hasil tinjauan ke lokasi, tanggul sungai mengalami erosi, kemungkinan besar akibat arus deras yang terus menggerus bawah tanggul. Menurutnya, apabila terjadi peningkatan debit air sungai yang menyebabkan air meluap, justru tidak terlalu mengancam keberadaaan tanggul.
“Karena kalau air sungai meluap, arus derasnya berada di atas permukaan, sehingga tidak akan menggerus bawah tanggul. Berbeda kalau posisi air sungai normal, tapi arusnya deras. Jika begitu, arus deras posisinya berada di bawah permukaan, sehingga air menggerus bawah tanggul. Dan kondisi itu berbahaya karena akan membuat tanggul jebol,” terangnya.
Ditemui terpisah, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pangandaran, Nana Ruhena, mengatakan, pihaknya sudah menerjunkan relawan bencana Tagana, untuk memantau kondisi terkini di lokasi tanggul. Hal itu dilakuan untuk mengantisipasi apabila terjadi banjir akibat tanggul jebol.
“Relawan Tagana lebih ditugaskan untuk membantu warga apabila terjadi bencana. Namun, untuk saat ini, para relawan diperbantukan dalam pengerjaan pemasangan bronjong bersama para petugas teknis dari BBWS dan Dinas PU,” ujarnya.
Saat ini, kata Nana, kondisi air sungai sudah mulai surut dan tidak lagi mengancam merobohkan tanggul. Namun demikian, warga yang berada di sekitar tanggul, kini sudah mulai mengungsi ke tempat aman sebagai bentuk antisipasi terjadinya banjir.
Menurut Nana, tanggul mengalami erosi dikarenakan posisinya berada di tikungan sungai. Sehingga, apabila terjadi peningkatan debit air yang disertai arus deras, langsung menghantam permukaan tanggul. “Ditambah lagi pada permukaan tanggul tersebut tidak terdapat tebing penyangga, sehingga tanah mudah mengalami erosi dan akhirnya pengikisan tanah semakin melebar,” ujarnya. (Ntang/Koran-HR)