Pengurus Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jawa Barat, Herman Rukmanadi. Photo: Madlani/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Desas-desus Pangandaran pernah dicoret oleh beberapa biro perjalanan di Indonesia karena kawasan wisata Pantai Pangandaran kotor dan para pedagang tidak tertata serta aktifitas wisata yang belum dibenahi dengan baik ternyata ditepis pengurus Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jabar, Herman Rukmanadi.
“Mungkin itu salah pengertian. Jadi, kami hanya mengungkapkan agar Pantai Pangandaran bersih dari para pedagang dan harus ditata. Termasuk harga hotel, makanan serta minuman, jasa pemandu dan aktifitas wisata belum dikelola dengan baik,” ungkapnya kepada HR Online, Jum’at (17/02/2017) lalu.
Menurut Herman, pihaknya tempo lalu memberitahukan bahwa Pantai Pangandaran belum beres, makanya dia tidak mau berjualan di Pangandaran. “Bagaimana kita mau jualan kalau pantainya masih sesak oleh pedagang dan lainnya belum dikelola dengan baik,” tegasnya.
Herman menjelaskan, karena Pangandaran yang dijual atau ditawarkan kepada wisatawan adalah pantainya, karena kondisinya kotor dan sesak, wisatawan yang berkunjung menjadi turun drastis. Padahal, kata Herman, wisatawan mencari wisata karena kenyamanan, keamanan dan ketentraman yang merupakan bagian dari sapta pesona.
“Setelah saya komunikasi dengan Bupati, ternyata rencana Oktober atau November 2017 mendatang permasalahan pedagang di pantai akan diselesaikan dan ditata oleh Pemda Pangandaran. Karena mendengar itu, kita jadi tambah semangat untuk mempromosikan ke wisatawan lokal maupun mancanegara,” papar Herman yang juga ketua HPI Jawa Barat.
Herman optimis, jika pihaknya mempromosikan ke wisatawan domestik maupun mancanegara, satu tahun kemudian akan berdampak besar pada objek wisata yang ditargetkan. “Insya Alloh, saya yakin 2019 mendatang turis asing akan semakin banyak yang berdatangan ke Pangandaran. Lihat saja nanti,” pungkasnya. (Mad/R6/HR-Online)