Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Warga RT. 20, RW. 03, Lingkungan Panatasan, Kelurahan/Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, hingga saat ini masih dibayang-banyangi bencana longsor yang disebabkan penebangan kayu oleh pihak Perhutani pada tahun 2014 silam.
Ketua RW. 20, Ade Supriyatna, mengatakan, setelah kejadian longsor yang berada di daerahnya dan juga berbatasan dengan wilayah Desa Mulayasari, pada hari Minggu, 9 Oktober 2016 lalu, hingga kini keinginan warganya belum juga mendapatkan respon dari pemerintah maupun pihak Perhutani.
“Kami sudah berusaha komunikasi dengan pihak Perhutani. Namun mereka belum juga merespon keinginan kami untuk bertemu membahas persoalan ini. Sebenarnya, jika kita perlu datang ke Asper Banjar Selatan, kita akan datang. Atau mereka yang datang ke sini, kita sambut pihak Perhutani,” kata Ade, kepada Koran HR, Selasa (27/12/2016) lalu.
Dia mengungkapkan, hingga sekarang setiap hujan turun warga sekitar yang terdampak longsor selalu dibayangi tragedi longsor tahun 1970 silam akan terjadi kembali. Maka dari itu, agar kegelisahan tersebut terobati, ia bersama warga akan meminta pertanggungjawaban pihak Perhutani.
“Jika memang belum ada respon, kita akan meminta kepada DPRD Kota Banjar supaya bisa menyuarakan keinginan warga melalui audiensi. Jika kita perlu membuatkan surat, kita akan layani demi keinginan warga terwujud,” tandas Ade.
Sementara itu, Wahdi (62) salah seorang warga, mengatakan, rumah yang dihuni olehnya dan warga lainnya masih terdampak banjir yang disertai tanah, karena longsor terjadi sangat parah. Ia berharap Pemkot Banjar mau meninjau lokasi rumahnya agar bisa memberikan solusi kegelisahan warga.
“Ada 20 rumah yang selalu terdampak longsor. Jika hujan besar, pasti semua warga hanya bisa pasrah dan berdo’a agar longsor tidak membesar. Kepada pihak Perhutani, kami minta agar keinginan warga untuk bertemu segera direspon,” harap Wahdi. (Muhafid/Koran HR)