Photo: Ilustrasi net/Ist
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Memasuki musim pemupukan tahun tanam pertama, pasokan stok pupuk untuk wilayah pertanian di Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat dipastikan aman dan terkendali. Hal itu disampaikan Kepala BP3K Kecamatan Pamarican, Umi Faridah, kepada Koran HR, Senin (14/11/2016) lalu.
“Hasil pantauan kami di lapangan, untuk musim pemupukan tahun tanam pertama kali ini, stok pupuk di beberapa kios masih dalam status aman. Hal ini dimungkinkan karena adanya ketidak serempakan tanam yang dilakukan oleh para petani. Pantauan kami, ada beberapa wilayah peswahan yang saat ini sudah berjalan pemupukan dan sebagian besarnya baru masuk ke masa penanaman, sehingga kios tidak kewalahan dalam menyalurkan pupuk untuk petani,” ujarnya.
Dari luas 2.916 hektar area peswahan di wilayah Kecamatan Pamarican, terang Umi, pupuk yang dibutuhkan oleh petani sebanyak 291,600 ton urea dan 874,8 ton pupuk NPK. Menurut dia, untuk wilayah pertanian di Desa Sidaharja, Desa Bangunsari, Desa Sukajaya, Desa Sukajadi dan Desa Sukamukti saat ini baru masuk musim tanam.
Sementara untuk Desa Sidamulih, Mekarmulya, Margajaya, Sukahurip, Bantarsari dan Pamarican dan Neglasari, kondisinya sudah melewati musim pemupukan. Jadi, Umi kembali menegaskan bahwa kondisi pupuk untuk wilayah Pamarican aman.
Sementara itu, tidak adanya lahan percontohan untuk penerapan teknologi salah satu kelemahan dalam memberikan sosialisasi dan memberikan contoh pengolahan tanaman unggulan yang selama ini menjadi kendala bagi BP3K Kecamatan Pamarican.
Petugas Lapangan dari BP3K Kecamatan Pamarican, Jaja Sukmana, kepada koran HR, Senin (14/11/2016) lalu, menjelaskan, persoalan lemahnya pemberian contoh tanam yang baik kepada para petani di wilayah kerjanya terkendala oleh fasilitas. Salah satunya adalah tidak adanya lahan percontohan khusus sebagai sarana penyampaian sosialisasi secara langsung.
“Petani sekarang akan lebih memilih pendapatnya sendiri ketimbang melaksanakan arahan yang dianjurkan oleh petugas. Hal inilah yang menjadi kendala kami saat ini. Sementara kami (BP3K) tidak mempunyai lahan untuk membuat percontohan tanaman yang baik,” katanya.
Padahal, kata Jaja, jika BP3K memberikan materi secara langsung dengan mencontohkan cara tanam yang baik di lahan percontohan, pihaknya yakin para petani akan lebih mudah mencerna dan mengikuti arahan dari petugas, sehingga petani nantinya bisa lebih meningkatkan hasil produksi sesuai harapan pemerintah.
Jaja berharap, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis memberikan bantuan lahan percontohan ke BP3K Kecamatan Pamarican. Hal itu menurutnya agar petugas lebih mudah untuk memberikan ilmu kepada para petani.
Ketua KTNA Kecamatan Pamarican, Sutara, mengungkapkan, lahan percontohan memang salah satu penunjang agar petugas dalam memberikan petunjuk dan tata cara tanam kepada petani bisa lebih mudah untuk diserap. Maka dengan hal itu, KTNA berharap agar pemerintah mendengar apa yang diharapkan oleh petugas BP3K Kecamatan Pamarican.
“Apa yang dikatakan oleh pak Jaja itu sangat masuk akal. Karena selama saya menjadi Ketua KTNA di Kecamatan Pamarican, memang sangat sulit untuk memberikan contoh terhadap petani. Petani disini mesti harus melihat bukti bukan teori. Sementara petugas untuk melakukan pembuktian (contoh tanam yang baik) kesulitan. Selama ini saja petugas melakukan percontohannya di lahan-lahan yang tidak menentu. Coba jika lahan itu ada di sekitaran kantor atau ngomplek di suatu area, kan nantinya petani bisa faham dan akan bisa mengikuti tata cara tanam yang baik,” kata Sutara.
Menurut Sutara, kesuksesan penerapan tata cara tanam yang baik salah satunya adalah mesti dengan fakta nyata yang dilakukan oleh para penyuluh dari dinas pertanian. Besarnya keberhasilan program haruslah diiringi dengan contoh yang dapat terlihat secara langsung. (Suherman/Koran HR)