Salahsatu pelajar yang tergeletak usai mabuk komix oplosan pada acara pentas musik di Alun-alun Langensari beberapa waktu lalu. Photo: Hermanto/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Sejumlah kalangan mengaku miris melihat masih maraknya penyalahgunaan obat batuk komix sachet di kalangan remaja maupun para pelajar di Kota Banjar, yang dijadikan sebagai pengganti minuman keras untuk mabuk. Mereka pun mendesak agar pihak-pihak terkait serius menangani persoalan tersebut.
“Mabuk komix masih marak di kalangan remaja. Dengan harga murah sehingga obat batuk tersebut bisa dibeli dengan mudah, baik di warung maupun di apotek,” kata Feri Icha (35), salah seorang warga Banjar, kepada Koran HR, Selasa (01/11/2016) lalu.
Perasaan miris juga dilontarkan warga Banjar lainnya, Gun Gun (39). Menurut dia, obat batuk cair kemasan sachet ini memang perlu menjadi perhatian serius dari aparat keamanan dan instansi terkait. Karena sudah banyak disalahgunakan oleh kalangan anak muda di wilayah Kota Banjar. Kebiasaan itu kerap dijumpai di kalangan remaja dan anak muda yang sedang nongkrong.
“Dengan trend-nya anak muda mabuk komix, hal ini harus menjadi perhatian, biasanya mereka mengkonsumsi obat batuk tersebut di tempat-tempat gelap sambil nongkrong,” ujar Gun Gun.
Aktivis Pergerakan Pemuda Islam Indonesia (PMII) Kota Banjar, Tsabit Andrea Habibi, mengatakan, hal itu terjadi akibat adanya gejolak pergaulan sosial di kalangan remaja Kota Banjar yang kian menggurita.
“Ini sungguh sangat ironis sekali. Pasalnya kasus demikian bukan terjadi hanya saat ini saja, akan tetapi sudah beberapa kali terjadi di Kota Banjar,” katanya.
Tsabit menambahkan, fenomena ini adalah salah satu bukti nyata rusaknya struktur sosial generasi muda, yang mana gep demoralisasi sangat luar biasa terjadi. Padahal, moral adalah satu bentuk pondasi utama keberlangsungan kehidupan bermasyarakat, dan cerminan generasi muda adalah tonggak utama yang menentukan nasib daerah tersebut. Baik buruknya suatu daerah tergantung kualitas moral generasi mudanya.
Untuk itu, pihaknya merekomendasikan agar pemerintah merespon realitas yang terjadi, mengingat begitu sensitifnya masalah tersebut. Instrumen kebijakan pun harus segera di luncurkan guna menekan terjadinya kasus tersebut.
Ketua Bidang Perguruan Tinggi dan Kepemudaan HMI Cabang Kota Banjar, Joko Nurhidayat, mengatakan, dalam masalah ini, pihak Satpol PP supaya gencar melakukan patroli keliling di tempat-tempat yang dianggap rawan digunakan hal-hal yang tidak baik.
Pihaknya juga meminta Pemerintah Kota Banjar melalui Dinas Kesehatan supaya mengeluarkan fatwa terhadap warung-warung atau toko yang menjual komik, baik dari segi pembelian, KTP, umur, serta jumlah pembeliannya.
“Dengan fenomena ini mesti digalakan sosialisasi terhadap sekolahan tentang bahaya penggunaan obat terlarang. Yang jelas, semua stakeholder pemerintah harus saling bahu-membahu menyelesaikan masalah yang sedang terjadi ini,” tandas Joko. (Hermanto/Koran HR)