Pengerjaan proyek jembatan bailey di sungai Ciputrapinggan Kabupaten Pangandaran. Photo: Entang SR/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Lambatnya pengerjaan jembatan bailey di sungai Ciputrapinggan Kabupaten Pangandaran, ternyata diakibatkan debit air sungai sempat tinggi dan menyulitkan pihak rekanan saat mengerjakan pondasi (tengah) yang posisinya berada di tengah-tengah sungai. Namun begitu, pihak rekanan menargetkan pengerjaan proyek tersebut rampung pada 10 November mendatang.
Sebelumnya, pasca jembatan Ciputrapinggan amblas dan tidak bisa dilalui kendaraan, membuat perekonomian dan geliat parawisata Pangandaran menjadi lesu. Karena jembatan tersebut merupakan akses satu-satunya dari arah jalur nasional menuju masuk Kabupaten Pangandaran.
Masyarakat pun berharap pengerjaan jembatan bailey atau jembatan sementara bisa segera rampung. Hal itu agar perekonomian dan perawisata Pangandaran yang beberapa minggu ini terpuruk bisa kembali menggeliat. Terlebih, pada akhir tahun ini, akan memasuki musim peningkatan kunjungan wisatawan atau tepatnya pada perayaan natal dan tahun baru.
Direktur CV Prima, salah satu rekanan yang mengerjakan jembatan bailey, Erwin Rahdiawan, mengatakan, akibat terjadinya rob atau gelombong pasang laut yang terjadi pekan lalu, membuat debit air di sungai Ciputrapinggan meningkat. Hal itu membuat pihaknya kesulitan saat mengerjakan pondasi tengah jembatan.
“Posisi pondasi tengah berada di tengah-tengah aliran sungai. Makanya, ketika air sungai pasang, kami mendapat kendala. Tetapi, sudah dua hari ini debit air sungai mulai turun dan kami sudah bisa melanjutkan pekerjaan pada pondasi tengah,” ujarnya, kepada Koran HR, Selasa (01/11/2016) lalu.
Erwin menjelaskan, seringnya debit air meningkat di sungai Ciputrapinggan, lantaran alur air sungai langsung menuju ke laut. Akibatnya, ketika terjadi gelombang pasang di perairan laut, aliran air dari sungai otomatis tidak mengalir ke laut dan mengakibatkan debit air meningkat. “Jadi, pengerjaan jembatan kerap terganggu oleh kondisi tersebut. Namun, kami optimis bahwa pengerjaan jembatan bailey ini bisa rampung pada 10 November mendatang,” ucapnya.
Menurut Erwin, dalam kontrak pengerjaan jembatan bailey tersebut, tidak ditentukan batas kalender pengerjaan. Hanya, kata dia, dalam kontrak disebutkan harus diselesaikan sesegera mungkin. “Karena pekerjaan ini tanggap darurat bencana. Jadi tidak ada batas waktu pengerjaan,” imbuhnya.
Sementara itu, Wardi, salah seorang warga Pangandaran, berharap jembatan bailey tersebut segera rampung agar masyarakat bisa menikmati perekonomian yang stabil. “Saya sangat merasakan dampaknya, terutama harga sembako yang melambung tinggi,” katanya. (Ntang/Koran HR)