Trotoar yang ada di taman perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah, tampak dipenuhi tumbuhan liar. Photo: Muhafid/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Banyaknya trotoar yang dibangun Pemkot Banjar tidak digunakan sebagaimana mestinya, mendapat berbagai tanggapan dari warga. Pasalnya, fungsi trotoar yang seharusnya menjadi fasilitas khusus pejalan kaki, justru digunakan oleh warga untuk berjualan. Bahkan, tak sedikit keberadaan trotoar yang tidak terawat.
Seperti dikatakan Dadan, salah seorang warga Kelurahan Pataruman. Dirinya mengaku prihatin dengan pembangunan yang terus dilakukan Pemkot Banjar, namun terkesan tidak melakukan gebrakan inovatif, baik dari sisi perencanaan, perawatan dan pemeliharaannya.
“Contoh kecilnya trotoar di Lingkungan Jelat hingga ke Pasar Banjar, banyak sekali yang tidak layak digunakan untuk pejalan kaki karena malah digunakan berjualan, dan kondisinya pun sudah rusak. Padahal semua itu kan ada anggaran untuk perawatan dan pemeliharaannya,” kata Dadan, kepada Koran HR, Selasa (18/10/2016) lalu.
Di tempat terpisah, Ahmad, salah satu warga Desa Mekarharja, Kelurahan Purwaharja, yang menyoroti keberadaan fasilitas trotoar di sebuah taman di kawasan perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah, yang kondisnya banyak ditumbuhi rumput liar.
“Sementara di samping trotoar tersebut juga dibangun lagi sebuah trotoar yang baru. Pembangunan terus dilakukan, tapi perawatannya tidak dipikirkan,” tandasnya.
Menurut Ahmad, seharusnya Pemkot Banjar selain melakukan pembangunan, perawatan serta pemeliharaan, juga melakukan perencanaan yang sesuai dengan konsep agropolitan, yakni pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang tidak monoton.
“Kalau melihat daerah lain kan banyak tempat RTH yang didesain bervariatif sehingga cocok buat rekreasi maupun tempat yang nyaman untuk sekedar menghilangkan lelah. Tapi kalau di Banjar kan cuma begitu-begitu saja desain tamannya,” kata Ahmad. (Muhafid/Koran HR)