Photo: Ilustrasi net/Ist
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Terkait Lapang Sepakbola Sanggabuana di Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, yang akan tergusur atas rencana pendirian Rumah Sakit di area komplek Kantor Kelurahan Muktisari, mendapat reaksi dari sejumlah tokoh pemuda setempat.
Mereka meminta agar Pemkot Banjar mencarikan lahan sekaligus membangunkan kembali lapang penggantinya sebelum Rumah Sakit didirikan. Selain itu, pemerintah juga harus segera melakukan sosialisasi kepada warga, mengenai rencana tersebut.
“Jika memang Pemkot Banjar sudah memastikan akan membangun RS di area komplek Kelurahan Muktisari hingga Lapangan Sanggabuana yang juga ikut tergusur, mestinya segera disosialisasikan,” kata Acep Anggi Sihombing, SH, salah seorang pemuda setempat, kepada Koran HR, Minggu (16/10/2016).
Dia menyebutkan, bahwa pihak pemuda dan warga setempat belum mengetahui secara pasti atas rencana tersebut, namun baru sebatas mendengar wacana saja. Jadi ada baiknya sosialisasi awal dulu dilakukan, terutama pada masyarakat terdampak.
Menurutnya, Lapangan Sanggabuana adalah tempat bagi para pemuda dan anak-anak dalam bermain sepakbola. Banyak bibit-bibit pemain sepakbola dari lapangan ini, karena Lapangan Sanggabuana sudah ada sejak dulu.
“Apabila lapangan ini dialih fungsikan menjadi Rumah Sakit, bagaimana nasib dan keberlanjutan para pemuda dan anak-anak dalam menyalurkan bakat olahraga tersebut,” tanya Acep, yang juga selaku penggerak olahraga sepakbola di Kelurahan Muktisari.
Memang, lanjut Acep, di satu sisi pembangunan Rumah Sakit sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam bidang pelayanan kesehatan, juga bisa memberikan lapangan pekerjaan atau memperbaiki ekonomi warga sekitar.
Namun harus dipikirkan pula tentang fungsi sebelumnya, bahwa Lapangan Sanggabuana merupakan sarana olahraga warga dan pemuda Muktisari sejak dulu. Dia menilai, olahraga pun penting bagi kesehatan.
Terlebih, olahraga juga salah satu program pemerintah dalam bidang pemberdayaan pemuda. Jangan sampai kapasitas dan keberdayaan pemuda turun akibat alih fungsi lapang yang biasa digunakannya, apalagi sampai tidak jelas penggantiannya.
“Setidaknya harus ada solusi yang terbaik, yaitu program pemerintah di bidang kesehatan berjalan sinergis atau seimbang dengan kegiatan pemberdayaan pemuda dan olahraga,” tukasnya.
Meski dirinya pun yakin dan pasti Pemkot Banjar sudah memikirkan untuk solusinya, namun Acep sendiri mempertanyakan, apakah tidak ada lahan lain selain Lapangan Sanggabuana Muktisari. Sebab, di kawasan tersebut banyak fasilitas lainnya yang akan terdampak, seperti Sekolah Dasar, Sekolah Luar Biasa, dan juga makam pahlawan.
Senada dikatakan tokoh pemuda lainnya, Azis. Dirinya merespon baik rencana pendirian RS di area tersebut, asal dipikirkan secara matang menganai dampak positif dan negatifnya, khususnya bagi masyarakat sekitar.
“Terpenting juga ada lahan pengganti lapang olahraga bagi pemuda dan warga Kelurahan Muktisari. Memang di wilayah Kecamatan Langensari ini ada Sport Center, tapi Lapang Sanggabuana jika tergusur tetap harus ada penggantinya,” kata Azis.
Pemuda Kelurahan Muktisari tetap harus memiliki lapangan sendiri di wilayahnya, seperti halnya desa/kelurahan lain. Jangan sampai seperti yang terjadi di Desa Langensari, hingga kini tak memiliki lapang sepakbola.
“Lapang milik desa yang sekarang dijadikan alun-alun, sampai sekarang belum ada kejelasan lapang penggantinya. Sedangkan lapang sepakbola di Sport Center itu bukan murni penggantiannya,” ujar Azis.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kelurahan Muktisari, Agus Aprilliani, enggan berkomentar banyak. Alasannya, belum ada sosialisasi mengenai hal itu dan Karang Taruna sendiri belum diajak bicara.
“Pokoknya harus ada penggantian lahan dan dibangunkan kembali lapang baru. Itu harus ada tersedia sebelum RS dibangun,” singkatnya. (Nanks/Koran HR)