Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Zaenal Arifin berulang kali mengincar dan menimbang alat panah setengah jadi di tangannya. Sesekali mata kanannya dipicingkan untuk memastikan lurus tidaknya busur panah, serta mengecek hasil produksinya sebelum dijual kepada konsumen. Panah buatan Banjar ini ia produksi sendiri bersama karyawannya.
Dalam memproduksi panah berikut aksesorisnya itu, pria warga Lingkungan Babakansari, Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar ini setiap harinya dibantu oleh 10 orang karyawannya.
Saat ditemui Koran HR, Selasa (04/10/2016) pekan lalu, Zaenal mengaku membuat puluhan jenis panah yang dijual ke berbagai pelosok daerah. Bahkan, hasil produksinya itu sudah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia.
“Dalam pembuatan panah memang butuh ketelitian serta konsentrasi yang tinggi agar hasilnya bisa diterima konsumen. Alhamdulillah, produk kami sudah terjual ke seluruh Indonesia. Kalau mancanegara baru Malaysia yang masih berjalan. Sedangkan Australia masih dalam tahap tawar menawar,” tuturnya.
Zaenal mencatat, usaha yang dirintisnya sejak 1 tahun lalu sampai sekarang sudah menghasilkan lebih dari 3.000 set panah yang terjual ke tangan konsumen melalui jual beli online.
Menurut dia, meskipun alat produksinya masih manual, namun dirinya optimis bisa memanfaatkan peluang tersebut untuk memenuhi pesanan konsumen yang melirik harga lebih murah dibanding panah buatan China maupun Korea.
“Kami fokus membuat panah untuk pemanah pemula. Kalau yang digunakan atlit panahan biasanya produksi luar negeri yang harganya mencapai jutaan, bahkan puluhan juta rupiah. Sedangkan kami masih membandrol dengan harga 150 ribu hingga 400 ribu,” paparnya.
Dengan menggunakan bahan baku dari kayu jati, bambu maupun PVC, dalam memproduksi panah Zaenal sengaja memberdayakan sejumlah karyawan yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan tetap.
Zaenal juga menceritakan awal mula dirinya menjalani usaha tersebut setelah melihat penjual souvenir di sejumlah tempat. Hanya dengan “modal dengkul,” dia dan seorang sahabatnya mulai mewujudkan ide membuat panah. Bahan yang digunakan pun seadanya, yakni dari kayu bekas yang mereka kumpulkan.
“Saya pun ingin masyarakat suka olahraga, terutama olahraga sunnah, yaitu panah. Nah, setelah kami bisa membuat 5 set panah, ternyata ada yang beli dengan harga 600 ribu rupiah. Saya langsung berpikir bahwa memproduksi panah menjadi peluang yang sangat bagus,” kata Zaenal, yang juga salah satu pemilik Rumah Tahfid di Kota Banjar.
Atas keberhasilan usaha panah buatan Banjar yang dijalaninya itu, dia pun berpesan kepada para pemuda yang ingin memiliki usaha baru tidak perlu ketergantungan pada modal besar untuk mengasilkan untung besar. Namun, cukup selalu tawakal dibarengi usaha yang serius pasti kesuksesan dapat diraih.
“Namanya usaha pasti ada pasang surut. Alhamdulillah, omzet tiap bulan bisa mencapai 160 set lebih panah. Dulu saya repot memposting pada jual beli online, tapi sekarang sudah tidak lagi, karena sudah banyak marketing di berbagai daerah,” pungkasnya. (Muhafid/Koran HR)