Kepala Desa Saguling, Surachman, saat berbincang dengan dua orang warga yang memberikan informasi bahwa terdapat puluhan pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi di daerah setempat. Foto: Deni Supendi/HR
Berita Ciamis, (haraparakyat.com),-
Puluhan warga Desa Saguling, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dikabarkan tercatat sebagai pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi, seorang pengasuh padepokan di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Dimas Kanjeng kini tersangkut kasus pembunuhan dan penipuan penggandaan uang yang sepakterjangnya kini menghebohkan Indonesia.
Kabar adanya puluhan warga Desa Saguling menjadi pengikut Dimas Kanjeng sebenarnya sudah terendus warga setempat sebelum terungkap kasus pembunuhan dan penipuan oleh polisi. Sekitar setahun lalu, dua orang yang masih warga setempat, sempat kasak-kasuk ke sejumlah warga dan menawarkan jasa bisa menjadi perantara ke Pedepokan Dimas Kanjeng.
Dua warga ini dikabarkan sempat mempromosikan serta meyakinkan warga lainnya bahwa ada seseorang yang memimpin sebuah padepokan di Probolinggo Jawa Timur memiliki kesaktian bisa menggandakan uang. Bahkan, agar warga tertarik menerima ajakannya, keduanya memperlihatkan sejumlah dokumentasi bahwa pedepokan tersebut sudah memiliki ribuan pengikut.
Alhasil, dua orang itu berhasil menjaring puluhan warga Saguling. Namun, ada juga beberapa warga yang menolak. Setelah terungkap kasus pembunuhan dan penipuan Dimas Kanjeng serta ramai diberitakan di sejumlah media nasional, warga yang dulu menolak, akhirnya buka suara.
Warga itu pun mengetahui bahwa ada puluhan warga Saguling yang termakan rayuan dan kini sudah tercatat sebagai pengikut Dimas Kanjeng. Bahkan, puluhan warga itu dikabarkan sudah menyetorkan uang dari mulai Rp. 1 juta hingga puluhan juta dengan maksud akan dilipatgandakan. Informasi itu langsung disampaikan ke pemerintahan desa setempat.
Kepala Desa Saguling, Surachman, saat dihubungi HR Online, Jum’at (07/10/2016), membenarkan hal tersebut. Menurutnya, berdasarkan penelusuran sementara, pihaknya mencatat ada sekitar 20 warganya yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng. “Jumlah 20 orang itu baru hasil penelusuran sementara. Tidak tertutup kemungkinan jumlahnya akan bertambah, karena kami masih mendalami,” katanya.
Surachman menambahkan, dari informasi yang diterimanya, puluhan warganya yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng sebenarnya belum pernah pergi ke padepokan di Probolinggo. Mereka hanya menitipkan uang kepada dua orang yang menjadi koordinator untuk dilipatgandakan ke padepokan tersebut.
“Jadi, mereka mempercayakan kepada dua orang yang katanya bisa berhubungan langsung dengan Dimas Kanjeng. Dua koordinator ini yang bolak-balik ke Padepokan. Dan memang keduanya sempat menghilang beberapa bulan atau tepatnya setelah Idul Fitri lalu. Keduanya baru kembali ke sini beberapa minggu lalu,” terangnya.
Pihaknya, tambah Surachman, baru sebatas mengumpulkan informasi dari warga yang mengetahui. Rencananya, kata dia, pihaknya akan segera melakukan konfirmasi kepada warga yang dikabarkan menjadi pengikut Dimas Kanjeng.
“Kami akan konfirmasi dulu kepada warga yang diduga menjadi korban. Kalau seandainya benar, kami akan melakukan pendataan untuk mengetahui berapa uang yang sudah dikeluarkan. Kalau ternyata benar dan sudah terdata, kemudian kami akan menyarankan sekaligus siap mendampingi mereka untuk membantu melapor ke pihak kepolisian,” ujarnya. (Den/R2/HR-Online)