Bang Erik tengah menunjukan karya seninya yang terbuat dari limbah di Desa Sitmandala, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis. Photo: Heri Herdianto/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Bagi banyak orang limbah kayu yang terbuang di sungai atau jalanan tentu tidak ada harganya. Tapi tidak bagi seorang seniman asal Rancah Ciamis Jawa barat. pasalnya seniman ini bisa mengubah limbah kayu, plastik dan juga kertas menjadi ukiran seni yang penuh filosofi dan bernilai.
Di rumahnya, di Desa Sitmandala, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Bang Erik sapaan akrab seniman asal Rancah, mengerjakan aktifitas kesehariannya menyulap limbah yang sudah tidak terpakai menjadi karya yang bernilai jual.
Ketika ditemui Koran HR, Minggu (12/09/2016) pekan lalu, Erik menuturkan bahwa karya seni tidak harus mahal. Menurut dia, dengan memanfaatkan bahan seadanya, seperti limbah kayu, bambu bekas, atau tulang, untuk kemudian diukir bisa jadi sebuah karya seni.
Erik mengaku darah seni sudah mengalir alami sejak dirinya masih kecil. Sehingga tidak sulit untuk mengapresiasikan ide seninya dalam bentuk ukiran dengan berbagai makna filosofis. Dia juga mengaku tidak kesulitan mencari bahan baku untuk karya seni yang dibuatnya. Pasalnya, setiap menemukan limbah di jalan, di sungai atau dimanapun, dia selalu membawanya ke rumah untuk kemudian disulap menjadi karya seni ukir yang bernilai rupiah.
Erik menjelaskan bahwa sebagai seniman, dia tidak melulu bertujuan komersil. Menuangkan ide seninya dalam media limbah kayu dan lainnya, memberi kepuasan tersendiri baginya. Iapun tidak mematok harga untuk karya seni ukirnya yang dia tekuni sejak menempati bangku SMP.
Selain ukiran di atas limbah kayu, Erik juga membuat ukiran dari semen yang dapat ditempelkan di dinding rumah ataupun dibuat lukisan tiga dimensi. Bahkan dia juga menerima pembuatan taman, baik minimalis ataupun alami.
Kepada Koran HR, Erik mengungkap karya seni buatannya, seperti patung macan Kodim Ciamis, Polsek Rancah, Banjar, Koramil Rancah dan Rajadesa. Dia juga pernah memenuhi panggilan untuk membuat patung dan taman di Kalimantan, Bali, Bengkulu, Palembang dan DPR RI.
“Alhamdulillah, masih bisa berkarya mengembangkan bakat dan hasilnya lumayan lah untuk nambah-nambah penghasilan,” ungkapnya.
Erik berharap pemerintah memberikan perhatian kepada para seniman yang ada di desa-desa, sehingga keberadaan seniman Ciamis bisa berkembang dan menjadi motivasi bagi masyarakat lain. Menurut dia, bila tidak ada dukungan infrastruktur yang memadai untuk berkarya, sekaligus tempat untuk mempromosikan hasil karya keberadaan seniman bisa hilang ditelan jaman.
“Sebagai seniman, saya hanya meminta Pemkab menyediakan galery untuk memajang sekaligus menjual hasil karya lukis ataupun benda lainnya,” kata pria kelahiran Ciamis 2 Mei 1969 ini. (Heri/Koran HR)