Sebanyak 10 anak korban sodomi sedang diberi motivasi oleh Walikota Banjar, ketika mengunjunginya di salah satu rumah guru sekolahnya. Photo: Nanang Supendi/HR
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Sebanyak 10 anak yang menjadi korban sodomi kakek tua bernama Slutu (70), warga Dusun Sindangasih, Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota Banjar, melalui pembentukan tim pendampingan khusus.
Bahkan, Walikota Banjar, Dr. Hj. Ade Uu Sukaesih, S.IP., M.Si., pada Senin malam (05/09/2016), mengunjungi para korban di rumah kediaman salah satu guru sekolahnya.
“Atas kasus ini, Pemkot Banjar begitu serius menangani para korban. Ibu Walikota sendiri berkesempatan mengunjunginya untuk memberikan motivasi,” kata Kepala Desa Kujangsari, Siti Aisah, kepada Koran HR.
Dia juga mengungkapkan, bahwa berdasarkan informasi yang diterimanya, untuk penanganan terhadap korban sodomi, Pemkot Banjar langsung membentuk tim pendampingan khusus. Bukan hanya dari P2TP2A saja, melainkan dari berbagai intansi terkait, seperti Dinas Pendidikan, Dinas Sosial dan lainnya.
Menurut Siti, pembinaan dan pendampingan intensif jelas sangat diperlukan oleh para korban, agar peristiwa yang telah dialaminya ke depan tidak terjadi kembali. Karena, setidaknya si anak akan trauma dengan pelecehan seksual yang telah dialaminya. Apalagi perbuatan pelaku tidak hanya dilakukan sekali, namun hingga dua kali bahkan lebih pada setiap korbannya.
Untuk itu, pihaknya meminta proses hukum yang sedang berjalan saat ini, pelaku bisa lebih jera dan dihukum setimpal. Dirinya pun sangat berharap tidak ada lagi kejadian seperti ini, dan jangan sampai terulang oleh siapa pun juga.
“Waktu mendengar korbannya hingga 10 anak, saya sangat kaget dan prihatin. Jadi, pendampingan memang penting agar korban bisa lebih sehat secara fisik maupun psikologis. Besoknya juga (hari ini-red) korban di kumpulkan di Setda untuk mendapat pembinaan dari pakar psikolog anak dari Unpas Bandung,” kata Siti. (Nanks/Koran-HR)