Nadi Nur Hakiki (10), dalang cilik asal Rancah, Kabupaten Ciamis, tengah memainkan salah satu tokoh wayang golek. Photo: Heri Herdianto/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Seni pewayangan kini tak hanya dikuasai oleh orang dewasa saja. Saat ini sudah banyak lahir bibit-bibit yang menggemari kesenian wayang. Bahkan di Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, terlahir dalang cilik yang memiliki potensi menjadi penggerak seni wayang. Nadi Nur Hakiki namanya. Dia berusia 10 tahun dan masih duduk di bangku kelas IV SD. Di wilayah Kecamatan Rancah, Nadi dikenal sebagai dalang cilik.
Dadi, ayah Nadi ketika ditemui Koran HR, Senin (19/09/2016) pekan lalu, mengatakan bahwa anaknya pertama tertarik menjadi dalang ketika melihat sebuah VCD kesenian wayang. Dari saat itulah Nadi mulai menyukai kesenian wayang dan ingin menjadi dalang.
“Awalnya sih hanya melihat, tetapi lama-kelamaan timbulah keinginan ingin menjadi dalang. sehingga saya membelikan beberapa tokoh karakter wayang,” katanya.
Menurut Dadi, awalnya dia merasa aneh dengan hobi Nadi. Sebab, kebanyakan anak-anak sebayanya meminta dibelikan mobil-mobilan atau robot-robotan. Tapi Nadi justru ingin dibelikan VCD wayang.
“Sebenarnya bakat itu sudah terlihat dari umur 5 tahun. Dari situ saya selalu support dengan membelikan wayang sederhana. Tapi semua itu saya kembalikan ke anak, jika ia ingin mementaskan wayang, seluruh keluarga akan membantu untuk kelancaran pementasan,” katanya.
Dadi menambahkan, keinginan menjadi dalang timbul dari hasil alami. Sebab di garis keluarga tidak ada yang memiliki bakat sebagai dalang. Sementara ini, Nadi belajar seni pewayangan secara otodidak melalui VCD.
Sementara itu, Nadi, ketika ditemui Koran HR, mengaku sangat terinspirasi oleh Dalang Asep Sunandar Sunarya. Bahkan, dia menjadikan Asep sebagai dalang favoritnya. Dia juga bercita-cita ingin menjadi dalang terkenal seperti Asep.
“Saya paling suka cerita pewayangan karya (alm) Asep Sunandar yang berjudul budak kuncir. Karena di dalam ceitanya ada intisari yang diberikan yakni pendidikan dan kejenakaan,” katanya.
Di tempat terpisah, Deni Mulyana, S.Pdi, Wali Kelas Nadi, mengatakan, bakat yang dimiliki Nadi masih perlu mendapat pembinaan. Sebab, jarang sekali anak usia sekolah dasar yang memiliki ketetarikan yang tinggi terhadap kesenian daerah. Menurut dia, hobi Nadi menjadi dalang sudah menjadi sorotan masyarakat.
“Setiap pentas, Nadi senang menyajikan cerita dunia anak-anak. Kisah cepot menjadi cerita yang paling disukai karena dibalut tingkah lucu para wayang. Nadi mampu membuat penonton tertawa dan betah menyaksikan pertunjukan hingga tuntas,” katanya. (Heri/Koran HR)