Ilustrasi Monyet. Foto: Ist/Net
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Warga Kabupaten Pangandaran mengeluhkan sawah dan kebunnya yang dikelola bertahun-tahun dirusak dan dijarah oleh ribuan monyet yang diduga kiriman dari Cagar Alam Pangandaran.
Sukaedin, warga Desa Bangun Karya, Kecamatan Langkaplancar, mengatakan ribuan monyet kini telah berubah perilaku sejak tahun 2015. Selain itu, monyet sudah tidak takut lagi kepada manusia.
“Kami sangat mengharapkan peran pemerintah dengan terjun langsung mengatasi masalah ini,” katanya dalam rakor penanggulangan hama monyet yang diselenggarakan BKSDA di Balai Desa Selasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, pekan lalu.
Sementara itu, aktivis lingkungan, Hendi, mengungkapkan, banyak warga yang melaporkan bahwa monyet-monyet tersebut diangkut menggunakan mobil box. Mereka menduga mobil tersebut berasal dari Cagar Alam Pangandaran.
“Ciri-cirinya persis seperti yang di Cagar Alam Pangandaran, tidak takut manusia,” ungkapnya.
Berbeda dengan Hendi, Ahro, salah satu tokoh Dusun Parinenggang, Desa Jadimulya, Kecamatan Langkaplancar, justru menyampaikan apresiasi kepada BKSDA. Menurutnya, melalui pertemuan tersebut persoalan yang selama ini meresahkan masyarakat semakin jelas.
“Melalui pertemuan ini, mudah-mudahan pemerintah mau mendengar keluhan masyarakat,” singkatnya.
Mendengar keluhan warga, Kabid KSDA BPLH Pangandaran, Dr.Erik mengatakan, dirinya merasa prihatin dengan kejadian tersebut. Dirinya tidak mencari siapa yang salah, namun ia memutuskan akan menghadirkan pawang monyet dari Baduy yang bisa meluluhkan perilaku monyet yang telah berubah.
“Setelah pawangnya bisa menangkap monyet-monyet tersebut, BKSDA akan ikut mengevakuasi monyet tersebut,” jelasnya.
Menanggapi tudingan warga tersebut, Kepala BKSDA Pangandaran, Yayan, menampik kabar monyet dari Cagar Alam Pangandaran telah dikirim menggunakan mobil box. Dia menyebutkan hal tersebut hanyalah sebuah isu belaka dan tidak bijak.
“Kami tidak mungkin berbuat seperti itu kepada warga. BPLH telah berkomitmen untuk menangani masalah ini dengan segera mungkin. Mudah-mudahan cepat selesai,” katanya.
Dari pantauan Koran HR, suasana rapat yang melibatkan kepala desa, aparatur kecamatan, dinas KPK, kelompok tani, para sesepuh serta aktivis lingkungan tersebut tiba-tiba mencekam saat suara jeritan dari salah satu warga yang sawahnya dijarah monyet. Namun suasana mereda saat warga lain berusaha menenangkannya. (Askar/Koran-HR)