Pengrajin gula merah aren di dusun Pager Batu RT 22/RW 07, Desa Batulawang, Kec. Pataruman masih melakukan pencetakan secara tradisional. Diversifikasi dan peningkatan sarana produksi sangat diharapkan. Photo: SBH/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Sejumlah pengrajin gula merah aren di dusun Pager Batu RT 22/RW 07, Desa Batulawang, Kec. Pataruman, berharap adanya diversifikasi produksi dan pembinaan kemampuan teknologi industri, agar penghasilan mereka meningkat.
Pemanfaatan nira aren bila dilakukan diversifikasi akan memiliki nilai ekonomis lebih tinggi, dibandingkan diolah menjadi gula merah aren biasa. Betapa tidak, nira aren bisa diolah menjadi menjadi gula semut yang tentu memiliki nilai ekonomis lebih tinggi.
Harga jual satu bonjor gula merah aren isi sepuluh biji, ditingkat pengrajin hanya dihargai 20 hingga 21 ribu rupiah. “Dari satu bonjor itu saya paling mengambil keuntungan dua ribu rupiah,” ucap Ibu Hati (60) pengrajin gula merah aren kepada harapanrakyat.com, Sabtu (03/09/2016).
Sementara bila air nira aren diolah menjadi gula semut, harga per satu kilogram gula semut ditingkat pengrajin saat ini mencapai dua puluh lima ribu rupiah.
Selain itu, menurut Adung (65) suami Hati, untuk satu gandu/biji gula merah aren dibutuhkan satu liter air nira. “Dari perbandingan itu maka untuk satu bonjor gula merah aren, dibutuhkan 10 liter air nira, dan beratnya juga lebih dari satu kilo,” jelasnya.
Untuk itu pasangan suami istri ini, Adung dan Hati, meminta kepada Pemkot Banjar melalui Disperindagkop untuk membantu para pengrajin gula merah aren Pager Batu dalam diversifikasi produk, agar pendapatan mereka bertambah.
“Selain diversifikasi produksi, kami juga berharap adanya bantuan dalam pemasarannya kelak,” ucap mereka penuh harap. (SBH/R1/HR-Online)