Rabu, April 2, 2025
BerandaBerita Ciamis(Cerita di Situs Karangkamulyan Ciamis) 4 Kelompok Monyet yang Saling Bermusuhan

(Cerita di Situs Karangkamulyan Ciamis) 4 Kelompok Monyet yang Saling Bermusuhan

Berita Ciamis (harapanrakyat.com),-Keunikan di Situs Ciungwanara Karangkamulyan, di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ternyata tak hanya pada benda-benda purbakalanya saja, tetapi hewan satwa yang berada di sekitar kawasan itupun memiliki karekteristik berbeda dari pada umumnya.

Seperti monyet yang menjadi hewan khas di kawasan tersebut. Monyet di sana terdiri dari 4 kelompok dan tinggal di empat lokasi yang berbeda. Uniknya, keempat kelompok monyet itu tidak pernah rukun dan malah saling bermusuhan. Selain itu, juga ada hal mistis yang terjadi di situs Karangkamulyan terkait monyet.

Dari sejumlah pengalaman sebelumnya, monyet yang didatangkan dari luar, tidak akan mampu bertahan hidup apabila dilepas di situs Karangkamulyan. Bahkan, monyet dari luar bisa mati tanpa sebab atau dimangsa oleh monyet yang menetep di kawasan tersebut.

Juru Kunci Situs Ciungwanara Karangkamulyan, Perdi, mengatakan, keunikan karakteristik monyet di situs Karangkamulyan sudah terjadi sejak dulu dan hingga kini masih bertahan meski sudah berganti-ganti keturunan. Menurutnya, apabila merujuk kepada cerita orang tua dulu di Karangkamulyan, adanya perbedaan karakteristik monyet di kawasan itu karena dipengaruhi adanya kekuatan mistis.

“Bisa dikatakan monyet di sini bukan sembarang monyet. Karena memang karakternya berbeda dengan monyet pada umumnya. Misalnya saja, kalau ada monyet di Karangkamulyan kabur dari habitatnya, biasanya monyet itu dikorbankan,” kata Perdi, saat berbincang dengan Koran HR, belum lama ini.

Menurut cerita, sambung Perdi, apabila ada monyet yang melanggar ketentuan di komunitasnya, dia langsung dikeluarkan dari habitatnya. “Nah, istilah monyet dikeluarkan dari habitatnya, kalau menurut bahasa orang tua dulu, disebutnya dikorbankan,” terangnya.

Menurut Perdi, jumlah monyet di situs Karangkamulyan saat ini tinggal sekitar 300 ekor. Data itu diperoleh dari tim peneliti IPB yang beberapa waktu lalu melakukan penelitian terhadap populasi monyet di situs Karangkamulyan. “Kalau merujuk pada populasi memang jumlah monyet di sini terus berkurang,” imbuhnya.

Dari sekitar 300 ekor, lanjut Perdi, dibagi kedalam 4 kelompok. Setiap kelompok mendiami tempat yang berbeda-beda. Namun, kata dia, antar kelompok monyet tersebut tidak pernah rukun dan malah saling bermusuhan. “Apabila monyet yang tinggal di kawasan pancalikan bertemu dengan monyet yang tinggal di kawasan lain, pasti saling menyerang. Jadi, monyet di sini seperti membentuk kerajaannya sendiri dan satu sama lainnya memiliki ego layaknya manusia,” terangnya.

Perdi mengatakan, beberapa tahun ke belakang, pernah ada monyet dari pantai Pangandaran dipindahkan ke situs Karangkamulyan. Namun, tanpa disangka, monyet dari pantai Pangandaran itu tidak mampu bertahan hidup ketika dilepas di kawasan situs. Akhirnya, monyet-monyet itu dikembalikan lagi ke habitatnya di cagar alam pantai Pangandaran.

“Setelah terjadi peristiwa itu, hingga saat ini tidak pernah ada lagi monyet dari luar dimasukan ke situs Karangkamulyan. Jadi, salah satu alasan monyet di Karangkamulyan habitatnya terus menyusut, karena memang tidak ada penambahan dari luar. Artinya, populasi monyet di sini benar-benar asli yang berkembang-biak secara alami,” terangnya.

Sementara itu, pengalaman terkait keunikan monyet di Karangkamulyan pernah diceritakan oleh Petugas Analisis Evakuasi Penanganan Konflik Satwa BKSDA Wilayah III Ciamis, Toto Kuswanto.  Dia mengatakan, pihaknya pernah mendapat laporan dari warga Desa Margaluyu, Kecamatan Sidangkasih, dimana segerombolan monyet merusak tanaman pertanian warga.

“Ternyata, segerombolan monyet yang merusak itu berasal dari situs Karangkamulyan. Gerombolan monyet itu hijrah dari habitatnya menyusuri aliran Sungai Citanduy hingga akhirnya sampai ke lahan pertanian warga di Sindangkasih,” katanya, saat berbincang dengan Koran HR, belum lama ini.

Anehnya, lanjut Toto, gerombolan monyet itu menyelam ke dasar Sungai Citanduy saat menempuh perjalanan dari Karangkamulyan ke daerah Sindangkasih. Monyet itu memilih cara menyelam, tampaknya agar gerak-geriknya tidak diketahui oleh manusia.

“Karena saat kami tangkap, gerombolan monyet itu semuanya sudah basah kuyup. Bahkan, beberapa monyet diantaranya melarikan diri saat ditangkap dan langsung terjun ke Sungai Citanduy. Setelah terjun ke dalam air, monyet itu menghilang. Dan muncul kembali ke permukaan air setelah posisinya jauh,” ujarnya.

“Saya waktu itu kaget bercampur tidak percaya ketika melihat monyet bisa menyelam dan berenang di aliran sungai,” katanya.

Menurut Toto, saat dilakukan penangkapan, monyet itu sulit ditangkap, meski menggunakan alat jebakan yang terbuat dari jaring. Malah, kata dia, monyet yang berhasil terjaring, bisa kembali lolos setelah merusak alat jaring.

“Monyet itu pun melakukan perlawanan dan seperti memberikan ancaman akan menyerang petugas. Akhirnya, dari puluhan monyet yang diburu, hanya beberapa ekor saja yang berhasil ditangkap. Sementara sisanya berhasil kabur,” ceritanya.

Namun, keterangan Toto tersebut, tampaknya dibantah oleh Juru Kunci Situs Karangkamulyan, Perdi. Menurutnya, dari pengalaman sebelumnya, monyet dari situs Karangkamulyan tidak pernah keluar dari kawasan situs. Adapun monyet yang keluar dari kawasan situs, tambah dia, tidak akan lebih dari satu ekor.

“Monyet yang keluar dari kawasan situs, biasanya monyet yang dikorbankan karena melanggar aturan di habitatnya. Monyet yang dikorbankan jumlahnya tidak akan lebih dari satu ekor. Jadi, kalau puluhan monyet keluar dari kawasan situs, saya belum pernah mendengar. Mungkin saja monyet yang membikin ulah di daerah Sindangkasih bukan dari situs Karangkamulyan,” pungkasnya. (Bgj/Koran-HR)

Baca juga berita terkait cerita di Situs Karangkamulyan lainnya:

(Cerita di Situs Karangkamulyan Ciamis) Mitos Hewan Mati dan Foto Selfi

(Cerita di Situs Karangkamulyan Ciamis) Peziarah Dicekik Saat Ritual Pesugihan

Arus mudik lebaran Banjar

Arus Mudik Lebaran 2025, Dishub Kota Banjar Catat 132.764 Kendaraan Melintas Menuju Jawa Tengah

harapanrakyat.com,- Dinas Perhubungan Kota Banjar, Jawa Barat, mencatat ada sebanyak 132.764 kendaraan yang melintas dari Jawa Barat menuju Jawa Tengah selama arus mudik lebaran...
Lalu lintas padat merayap

Macet di Cikoneng, Arus Lalu Lintas Ciamis-Tasikmalaya Padat Merayap

harapanrakyat.com,- Arus Lalu lintas di Jalan Raya Ciamis-Tasikmalaya tepatnya di Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis padat merayap bahkan macet di Cikoneng, Selasa (1/4/2025) malam. Polisi...
Balita kejang-kejang

Aksi Heroik Polisi Selamatkan Balita Kejang-kejang Saat Terjebak Macet di Sumedang

harapanrakyat.com,- Aksi heroik dilakukan petugas kepolisian dari Satlantas Polres Sumedang, yang mengevakuasi seorang balita perempuan (4) yang mengalami kejang-kejang. Saat kejadian sedang kemacetan di...
hari kedua lebaran

Hari Kedua Lebaran, Objek Wisata Situwangi di Kawali Ciamis Masih Sepi, Kok Bisa?

harapanrakyat.com,- Sejak memasuki libur panjang sampai hari kedua libur lebaran idul fitri tahun 2025, objek wisata Situwangi di Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis Jawa Barat...
wisatawan terseret arus

Baru Sehari Liburan, Sudah Ada Dua Wisatawan Terseret Arus di Pantai Barat Pangandaran

harapanrakyat.com,- Tim gabungan yang terdiri dari Polres Pangandaran, bersama TNI Angkatan Laut dan juga Balawista Kabupaten Pangandaran, berhasil menyelamatkan dua wisatawan yang terseret arus...
Volume kendaraan

Volume Kendaraan Meningkat, Kemacetan Panjang Terjadi di Pintu Keluar Tol Sumedang Kota

harapanrakyat.com,- Peningkatan volume kendaraan terjadi di Jalan Raya Bandung-Cirebon atau tepatnya di depan Gate Tol Cisumdawu Sumedang Kota, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, pada H+1...