Sejumlah warga yang hendak mencari tempat yang lebih aman dari terjangan banjir di Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, Sabtu (17/09/2016) lalu. Photo: Entang Saeful Rachman/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, menyebutkan bencana banjir yang merendam beberapa daerah di Kabupaten Ciamis pada Sabtu (17/09/2016) lalu, disebabkan dari penumpakan sampah yang dibuang ke sungai. Menurutnya, dari hasil survey di lokasi banjir, hampir seluruhnya disebabkan dari terjadinya penyumbatan saluran ketika debit air sungai meningkat menyusul hujan deras dengan intensitas tinggi yang terjadi dalam sepekan kemarin.
“Penyumbatan saluran di aliran sungai disebabkan dari adanya penumpukan sampah. Jadi, ketika debit air sungai meningkat, tidak mengalir ke hilir karena tersumbat tumpukan sampah. Sehingga, air sungai meluap dan mengenangi perkampungan serta rumah warga sekitar,” kata Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Ciamis, Cece Manuhara, kepada HR Online, Kamis (22/09/2016).
Dengan begitu, lanjut Cece, pihaknya menghimbau agar warga di sekitar bantaran tidak membuang sampah di aliran sungai. Karena, menurutnya, meski volume sampah yang dibuang ke sungai tidak seberapa banyak, namun jika hal itu terus berulang, lambat laun akan terjadi penumpukan.
“Memang membuang sampah ke sungai dampaknya tidak secara langsung. Karena debit air tidak setiap hari meningkat. Namun, ketika terjadi hujan deras dengan intensitas tinggi, baru akan terasa dampaknya, sehingga terjadilah luapan air sungai ke permukiman warga,” ungkapnya.
Selain akibat sampah, kata Cece, penebangan hutan secara liar pun turut mempengaruhi terjadinya banjir di beberapa daerah di Kabupaten Ciamis. Pasalnya, kata dia, pohon besar yang terdapat di hutan serta di sepanjang bantaran sungai, sangat berguna untuk resapan air, terutama berfungsi untuk menyimpan air hujan agar tidak seluruhnya masuk ke aliran sungai.
“Ketika pohon besar banyak ditebang, akhirnya air hujan dominan mengalir ke sungai. Akibatnya, terjadi peningkatan debit air sungai yang cukup siginifikan. Kondisi itu pun diperparah lagi oleh penyumbatan saluran air akibat penumpukan sampah,” terangnya.
Selain banjir, akibat penebangan hutan secara liar pun berdampak terhadap ancaman longsor di sekitar bantaran sungai yang terdapat tebing. “Jadi, permasalahan banjir ini tidak akan selesai apabila pencemaran lingkungan dan pengrusakan hutan masih terus terjadi. Artinya, butuh komitmen dari semua pihak untuk bersama-sama menjaga lingkungan, terutama di kawasan bantaran sungai,” ungkapnya.
Menurut Cece, daerah di Kabupaten Ciamis yang terkena dampak banjir mayoritas yang berada di dekat aliran anak sungai yang mengalir ke Sungai Citanduy. Diantaranya, Kecamatan Banjaranyar meliputi tiga desa, Kecamatan Rancah satu di Desa Patakaharja, Kecamatan Pamarican di Desa Kertahayu serta Sukajadi, Kecamatan Banjarsari diantaranya di Desa Cibadak, Kecamatan Cidolog, Kecamatan Cikoneng di Desa Nasol, Kecamatan Cihaurbeuti di Desa Sukahurip dan Kecamatan Panjalu di Desa Kertamandala.
“Yang sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah, yakni warga terdampak banjir di Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan Banjaranyar. Mereka mendapat bantuan berupa sembako dan lauk pauk. Bantuan serupa akan segera disalurkan ke Kecamatan Rancah, yaitu Desa Patakaharja,”ungkapnya. (Tantan/R2/HR-Online)