Pancajaya Makmur Bersama saat menggelar ekspose site plan ‘Grand Pangandaran’ di Ruang Rapat Setda Kabupaten Pangandaran, Rabu (24/8/2016). Foto: Madlani/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Pancajaya Makmur Bersama sebagai pihak pemegang HGB (Hak Guna Bangunan) lahan eks Strartrust di Desa Pananjung dan Desa Wonoharjo, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, rencananya pada bulan September mendatang akan mulai membangun kawasan pendukung parawisata di lahan tersebut.
Di lahan seluas 196 hektar itu sedianya akan dibangun semacam kota mandiri yang diberi nama Grand Pangandaran. Dalam site plannya, di kawasan itu akan dibangun villa, perumahan, kawasan tempat hiburan, sentra kuliner, kawasan pertokoan dan Mall.
Manager PT. Pancajaya Makmur Bersama, Alif Joko, mengatakan, pembangunan awal Grand Pangandaran sudah dimulai sejak setahun yang lalu. Lokasi pertama yang dibangun, yakni di lahan eks Startrust yang berada di samping pintu masuk (tollgate) objek wisata pantai Pangandaran.
“Dari lokasi pertama yang sudah dibangun di samping tolgate, kemudian akan disambung dan dilanjutkan ke lahan yang berada di Desa Pananjung dan Desa Wonoharjo,” ungkapnya saat menggelar ekspose site plan ‘Grand Pangandaran’ di Ruang Rapat Setda Kabupaten Pangandaran, Rabu (24/8/2016).
Dalam acara ekspose tersebut, hadir Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, Ketua DPRD Iwan M. Ridwan dan Ketua Komisi III Wowo Kustiwa dan sejumlah pejabat Pemkab Pangandaran.
Alif menjelaskan, di kawasan Grand Pangandaran tidak hanya dibangun kawasan bisnis semata, tetapi juga akan dibangun sejumlah sarana pendukung seperti sarana pendidikan, kesehatan dan kantor pelayanan pemerintahan.
“Kantor pemerintahan yang akan dibangun rencannya kantor Mako Polres Pangandaran dan kantor BPN. Lahannya sudah kita siapkan. Tinggal kesenggupan anggaran dari pemerintah kapan mau mulai dibangunnya,” katanya.
Menurut Alif, di kawasan Grand Pangandaran pun akan dibangun sejumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai fasilitas untuk menciptakan kawasan lingkungan yang sehat dan hijau. “Aspek lingkungannya juga akan kami perhatikan. Hal itu untuk menambah kenyamanan,” ujarnya.
Owner PT Pancajaya Makmur Bersama, Sudarmono, mengaku dirinya sudah berinvestasi di Pangandaran sejak tahun 2000. Dia berharap situasi dan kondisi di Pangandaran tetap kondusif. Karena, menurutnya, hal itu sebagai modal awal untuk menciptakan iklim investasi yang sehat.
“Para investor akan berdatangan ke Pangandaran apabila situasinya kondusif. Dan memang Pangandaran butuh investor guna mempercepat pembangunan sarana kepariwisataan,” katanya.
Sudarmono mengaku rencana pembangunan Grand Pangandaran sempat terganggu menyusul adanya aksi unjuk rasa dari sejumlah petani yang menolak meninggalkan lahan garapannya di lahan eks Startrust.
“Terus terang saja, kami sempat tidak percaya diri ketika muncul unjuk rasa. Tapi, kami sekarang kembali bersemangat setelah mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah,” ungkapnya. (Mad/R2/HR-Online)