Tumpukan sampah tampak menggunung di Blok Sayuran Pasar Banjar. Para pedagang dan pembeli berharap pihak terkait segera mengangkut sampah tersebut karena mengganggu kenyamanan dan kesehatan. Photo: Hermanto/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Pasca hari raya Lebaran Idul Fitri 2016, volume sampah di sejumlah titik di Kota Banjar meningkat, salah satunya terlihat di kawasan Pasar Banjar. Meski penumpukan sampah terus bertambah, namun pihak Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (DCKTLH) Kota Banjar, hingga hari Selasa (12/07/2016), belum mengambil tindakan.
Beberapa pedagang maupun pembeli, mengeluhkan dengan penumpukan sampah yang berada di Blok Sayur Pasar Banjar. Seperti diungkapkan Joni (40) salah seorang pedagang sayuran.
Menurutnya, penumpukan sampah ini terjadi setelah dua hari Lebaran, sehingga warga pasar pun merasa terganggu dengan bau yang tercium tak sedap dari tumpukan sampah tersebut.
“Jelas terganggu, apalagi setelah turun hujan, aroma bau busuk sampah sangat menyengat, dan hal ini membuat tidak nyaman warga pasar maupun pembeli,” kata Joni, ketika dijumpai HR.
Menurut Joni, beberapa pedagang sebetulnya sudah menghubungi pihak dinas terkait yang tugasnya mengurusi sampah, namun sampai saat ini belum juga direalisasi. Joni berharap kepada pemerintah agar dalam moment seperti ini seharusnya menyediakan kontainer sampah, sehingga warga pasar bisa membuang sampah dibuang ke tempatnya.
Pendapat serupa dikatakan Sri Hartati (45), pedagang bumbu masak di Pasar Banjar. Menurut dia, dengan adanya penumpukan sampah di kawasan pasar jelas sangat mengganggu kenyamanan dan kesehatan.
“Saya minta pemerintah secepatnya mengangkut sampah, karena selain bau, juga banyak mengundang penyakit,” harap Sri.
Dede Rohman (36), pedagang lainnya, menyebutkan, penumpukan sampah sudah terjadi sejak bulan Ramadhan. Untuk itu, dirinya meminta kepada Pemkot Banjar supaya segera memprioritaskan penanganan sampah di kawasan pasar. Sebab, kalau tidak segera diatasi, maka hal itu dapat menimbulkan masalah.
“Kami minta kepada pihak terkait bisa cepat dalam menangani masalah sampah, jangan sampai nanti ribut-ribut kembali gara-gara banyak kotoran atau lalat yang masuk ke setiap kios karena sampah telat diangkut,” katanya.
Dede juga mengatakan, bahwa setiap hari para pedagang selalu membayar iuran sampah, bahkan dalam pembayaran iuran tersebut pedagang tidak boleh libur. Namun, dalam pengangkutannya seolah tidak diprioritaskan.
Menurutnya, seharusnya Pemkot Banjar malu dengan predikat penghargaan piala Adipura yang merupakan predikat Kota Terbersih, tapi pada kenyataannya sampah masih berserakan dan menumpuk.
“Malu lah dengan predikat Kota Terbersih dan sudah memenangkan penghargaan Adipura, namun ternyata kenyataannya sampah masih menumpuk di mana-mana,” ujar Dede. (Hermanto/R3/Koran-HR)