Keluarga pasien yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD) saat menunggui anaknya di ruang rawat inap Puskesmas Pangandaran. Photo: Entang SR/HR.
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Dua orang pasien di Puskesmas Pangandaran yang dinyatakan positif terjangkit demam berdarah dengue (DBD), Malik Rizal (7), dan Amelinda (9), warga Dusun Kamurang, RT. 02, RW. 10, Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, kesulitan mendapatkan obat sesuai resep dokter.
Hal itu diungkapkan keluarga kedua orang pasien tersebut kepada HR Online, saat ditemui di Puskesmas Pangandaran, Kamis (16/06/2016). Mereka mengaku, obat Asering di beberapa apotek yang ada di Kabupaten Pangandaran sulit didapat.
“Saya dikasih resep sama dokter di Puskesmas untuk membeli obat bernama Asering, tapi sampai saat ini saya belum juga mendapatkan. Bahkan semalam saya sampai nyari ke apotek di Cijulang. Jika hari ini obat tersebut tidak kami dapatkan, terpaksa saya harus mencari ke Banjar,” tutur Muhidin, orang tua Malik Rizal yang terjangkit DBD sejak empat hari lalu.
Dirinya sangat menyesalkan dengan sulitnya mencari obat tersebut di Pangandaran. Padahal Pangandaran ini sudah menjadi kabupaten. Bahkan, dokter pun cukup ngasih resep saja. “Jika obat tersebut belum kami dapatkan, bagaimana nasib anak saya,” keluh Muhidin.
Pendapat serupa dikatakan Ujang Juarman, orang tua Amelinda. Dia mengkhawatirkan kondisi anaknya yang terus menerus mengalami muntah-muntah dan buang air besar.
“Awalnya hanya panas saja, tapi setelah dua hari anak saya ini mengalami muntah-muntah dan BAB. Selama di rumah saya hanya mengandalkan obat biasa seperti faracetamol, karena kondisinya mengkhawatirkan, hari Selasa kemarin saya bawa ke Puskesmas,” kata Ujang. (Ntang/R3/HR-Online)