Kapal FV Viking bersandar di kawasan pantai Pasir Putih Pangandaran. Semenjak kapal pencuri ikan itu diledakan, memunculkan pro dan kontra terkait dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kapal tersebut. Foto: Entang Saeful Rachman/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, menegaskan, dirinya tidak sepakat dengan adanya desakan dari sejumlah kalangan yang meminta kapal FV Viking dipindahkan dari kawasan pantai Pasir Putih karena dinilai dapat merusak ekosistem laut. Menurutnya, permintaaan pemindahaan itu sangat tidak beralasan, karena sejauh ini keberadaan kapal tidak menganggu ekosistem laut.
Jeje menambahkan, meski kapal tersebut memuntahkan limbah ke perairan laut, namun dampaknya tidak begitu besar mencemari laut dan masih dapat ditanggulangi. “Kemarin saya turun langsung ke lokasi kapal. Ternyata isu yang ramai diperbincangan di media sosial terkait tumpahan solar tidak terbukti. Yang tumpah ke laut itu hanya limbah kotoran dari got kapal. Dan itu masih bisa ditanggulangi,” katanya, ketika dihubungi Koran HR, Selasa (21/06/2016).
Menurut Jeje, munculnya kekhawatiran bahwa keberadaan kapal tersebut akan merusak terumbu karang, juga tidak beralasan. Karena, menurutnya, di dekat lokasi kapal sudah tidak terdapat lagi terumbu karang. Begitu juga biota laut seperti ikan tidak terganggu dan tercemar dengan kejadian tumpahan limbah dari kapal tersebut.
“Kalau pun masih ada terumbu karang, paling hanya ada beberapa saja. Itupun posisinya berjauhan dari kapal. Jadi, pihak-pihak yang meminta kapal ini dipindahkan, sebenarnya mereka belum tahu kondisi riil di pasir putih. Kalau saya kan warga sini (Desa Pangandaran). Bertahun-tahun jadi nelayan di sini. Dari sejak kecil sering bermain di pasir putih. Jadi tahu kondisi riilnya,” tegasnya.
Jeje juga mengaku dirinya bersikeras ingin mempertahankan kapal FV Viking tetap berada di Pasir Putih, untuk dijadikan monument illegal fishing, karena fakta di lapangannya tidak seperti yang dibicarakan sejumlah pihak yang menentang. “Saya berbicara ini berdasarkan fakta objektif di lapangan, bukan asumsi. Kalau faktanya memang merusak ekosistem laut, saya pun tidak akan tinggal diam. Pasti kapal itu akan saya suruh pindah apapun resikonya,” tegasnya.
Namun demikian, lanjut Jeje, apabila ada kekurangan dengan keberadaan kapal tersebut, masih bisa diperbaiki. “Kalau kapal itu memuntahkan limbah, kita sedang melakukan upaya dengan menutup lubang-lubang yang terdapat di bawah badan kapal. Upaya itu agar limbah dari dalam kapal tidak keluar ke perairan laut melalui lubang-lubang tersebut. Jadi, kalau masih bisa ditangani, kenapa harus ribut-ribut ingin memindahkan kapal tersebut,” ungkapnya.
Menurut Jeje, permasalahan pencemaran laut di pantai Pangandaran, justru bukan dari kapal FV Viking, melainkan dari pembuangan limbah hotel dan sampah yang masih berserakan di kawasan pantai. “Justru masalah itu yang harus dipikirkan bersama. Kenapa permasalahan limbah hotel dan sampah tidak dipermasalahkan. Malah meributkan soal keberadaan kapal. Seharusnya pihak-pihak yang mengaku peduli lingkungan konsen menyoroti limbah hotel dan sampah. Ayo bersama kami bareng-bareng membereskan masalah itu,” tegasnya.
Jeje menegaskan, konsep kapal FV Viking yang akan dijadikan monumen nasional dengan tema perlawanan terhadap illegal fishing, sebenarnya sangat luar biasa dan menguntungkan Pangandaran. Ide yang digagas Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti tersebut, kata dia, perlu didukung oleh masyarakat Pangandaran.
“Ibu Susi sudah jauh-jauh membawa kapal itu dari perairan Natuna ke Pangandaran. Dia memiliki ide ingin membangun monumen mengenai gerakan nasional melawan illegal fisihing. Dan sebagai orang Pangandaran, Ibu Susi mendirikan monumen itu di kawasan Pasir Putih,” katanya.
Jeje mengaku monumen kapal FV Viking sudah masuk ke dalam bagian penataan kawasan pantai Pangandaran. Dia mengatakan, dalam konsep penataan pantai, pihaknya dalam waktu dekat akan merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di kawasan pantai, memindahkan nelayan yang berada di pantai timur ke pelabuan Cikidang dan melakukan penindakan terhadap hotel yang masih membuang limbah ke laut serta terus menggalakan gerakan kebersihan pantai.
“Kalau konsep penataan itu sudah dilakukan, pantai Pangandaran pasti akan terlihat lebih indah dan nyawan untuk wisatawan. Dan monumen kapal FV Viking itu akan didesain sebaik mungkin untuk mempercantik dan mendukung penataan kawasan pantai,” katanya.
Sebelumnya, muncul gerakan dari komunitas masyarakat Pangandaran yang menyuarakan agar Kapal FV Viking yang bersandar di kawasan Pasir Putih agar segera dipindahkan. Mereka menilai keberadaan kapal tersebut akan merusak terumbu karang dan ekosistem laut di sekitar pantai Pasir Putih.
Gerakan itu pun semakin gencar ketika Kapal FV Viking memuntahkan solar, oli dan limbah ke perairan laut pasca terjadi gelombang pasang yang terjadi pada beberapa pekan lalu. Bahkan, gerakan ini pun ramai diperbincangkan di media sosial Fecebook warga Pangandaran dan menjadi viral serta isu yang ramai dibahas.
Para aktivitas penggagas gerakan ini juga menyebarkan gambar serta seruan di media sosial terkait desakan pemindahan kapal tersebut. Pada gambar dengan latar Kapal FV Viking dan didesain secara kreatif itu, bertuliskan “Pindahkan Kapal Ini”. (Bgj/Koran-HR)