Ilustrasi. Foto: Ist/Net
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Para petani di Dusun Cogreg, Desa Mekarbuana, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat mengeluh lantaran sudah hampir enam bulan, babi hutan semakin merajalela merambah lahan pertanian.
Yaya Wahyudin (45), petani Cogreg, ketika ditemui Koran HR, Senin (06/06/2016) lalu, mengatakan, babi hutan yang merusak lahan pertanian warga Dusun Cogreg membuat para petani cemas.
Menurut Yaya, untuk tetap menjaga keberlangsungan produktifitas pertanian, warga setempat rutin melakukan ronda malam. Sebab, kalau tidak dijaga dapat dipastikan, padi siap dipanen, singkong dan tanaman palawija lainnya dirusak babi hutan.
Kepada Koran HR, Yuyu mengaku heran dengan kedatangan kawanan babi hutan tersebut. Pasalnya, lahan pertanian berada di sekitar pemukiman warga yang tidak biasanya dirusak atau terjamah. Hal seperti ini dipastikan babi turun dan masuk dari wilayah lain.
Usman (49), petani lainnya, mengatakan, hama babi hutan masuk ke wilayah pemukiman warga biasanya terjadi pada musim kemarau panjang. Namun, rombongan babi hutan yang hampir enam bulan merambah tanaman palawaija tidak diketahui penyebabnya.
Kepala Desa Mekarbuana, Amin, ketika ditemui Koran HR, Senin (06/06/2016), di ruang kerjanya, membenarkan, sudah hampir enam bulan lahan pertanian warga terus dirusak babi hutan.
Tanaman padi, singkong dan tanaman palawija lainnya digasak babi hutan hingga porak poranda. Akibat peristiwa tersebut, para petani sibuk harus menjaga lahan pertaniannya masing-masing.
“Setiap malam para pemilik sawah dan kebun harus mengantisipasi perusakan ulang yang dilakukan rombongan babi hutan. Dan kegelisahan para petani tidak hanya dirasakan oleh warga Cogreg saja, akan tetapi para petani yang ada di Desa Mekarbuana mengalami hal yang serupa,” katanya.
Kaur Ekbang Desa Mekarbuana, Puji, mengatakan, untuk mengantisipasi babi hutan yang semakin merajalela menggasak tanaman pertanian, pihaknya telah melakukan perburuan dengan menggunakan senapan.
Bahkan, satu minggu terakhir, tujuh ekor babi hutan dapat dilumpuhkan dengan timah panas. Mengingat jumlah babi semakin banyak, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang maksimal. Dalam hal ini untuk menanganinya dipandang perlu ada kerjasama dengan Perbakin. (dji/Koran-HR)