Ilustrasi. Foto: Ist/Net
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Menjelang berakhirnya Sensus Ekonomi (SE) yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banjar, hingga tanggal 31 Mei 2016, dalam proses pelaksanaannya di lapangan masih mengalami banyak kendala.
Seperti dikatakan Koordinator Petugas SE wilayah Kecamatan Langensari, Sudjana, kepada HR, saat melepas lelah sekaligus berkoordinasi dengan para Petugas Pencacah Lapangan (PCL) Desa Rejasari, di kantor desa setempat, pekan lalu.
“Dibilang minim sosialisasi, tidak juga. Namun, kami akui memang kendala banyak dirasakan, terutama responden saat didatangi tidak ada di tempat. Bahkan ada yang tidak paham Sensus Ekonomi,” ucapnya.
Jika responden tidak ada dirumahnya atau di tempat usahanya, maka pihaknya harus mendatangi kembali sampai bisa bertemu, meski resikonya jadi lamban. Kelambanan seperti itu terjadi pada perusahaan-perusahaan besar, dan sering kali menjadi kendala bagi PCL.
Dia mencontohkan pada mini market, dimana pekerjanya enggan memberikan data karena harus bilang dulu pada pimpinannya. Dengan kata lain, ada birokrasi internal perusahaan yang harus ditempuh.
“Kendala lain yaitu kurangnya formulir pendataan yang diterima PCL. Seperti diketahui bersama, bahwa sekarang ini banyak pelaku usaha baru atau seorang responden yang memiliki usaha lebih dari satu. Itu harus didata lengkap dan tentu butuh tambahan formulir,” kata Sudjana.
Menurutnya, bila dibandingkan dengan SE sebelumnya, yaitu tahun 2006, tentu banyak perubahan. Sebab, kini semakin marak dunia usaha yang digeluti masyarakat mengikuti perkembangan yang ada.
Namun, pihaknya berharap pelaksanaan SE di Kota Banjar berjalan mulus dan kendala yang dihadapi dapat secepatnya diatasi. “Hasil SE nantinya akan banyak manfaat, diantaranya menampilkan potensi ekonomi, serapan tenaga kerja, sektor usaha dominan, sampai pada jumlah usaha serta skala usahanya,” pungkas Sudjana. (Nanks/Koran-HR)