Kegiatan Pelatihan Dasar dan Lanjutan Penelusuaran Goa, di Desa Selasari, Kecamatan Parigi, yang berlangsung dari tanggal 25- 30 April 2016. Foto: Asep Kartiwa/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Presiden Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (HIKESPI) yang juga Staf Ahli Kementerian Pariwisata, Cahyo Alkantana, mengatakan, pihaknya sudah memasukan Pangandaran sebagai salah satu destinasi nasional andalan wisata Goa di Indonesia. Hal itu setelah diketahui bahwa di wilayah Pangandaran banyak terdapat Goa yang unik dan artistik serta layak menjadi destintasi wisata unggulan.
“Setelah dua hari berada di Desa Selasari, kami menyimpulkan bahwa Goa di Pangandaran sangat pas untuk wisata petualangan. Goa-goa di sini juga sangat unik dan artistik, maka layak dimasukan ke dalam destinasi nasional andalan wisata Goa di Indonesia,” katanya, kepada Koran HR, di sela-sela kegiatan Pelatihan Dasar Speleologi Penelusuran Goa di Desa Selasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Sabtu (30/04/2016).
Cahya menambahkan, destinasi andalan Goa di Indonesia saat ini baru ada tiga, yakni di Pacitan, Gunung Kidul dan Maros Sulawesi. “Setelah Kabupaten Pangandaran masuk, berarti kini ada 4 daerah yang ditetapkan sebagai kawasan destinasi goa andalan. Kami pun meminta Pemkab Pangandaran untuk memoles kawasan goa di Selasari agar lebih menarik untuk dikunjungi. Tentunya perlu dilengkapi sejumlah fasilitas untuk kenyamanan wisatawan,” ungkapnya.
Menurut Cahya, potensi Goa di Pangandaran sangat luar biasa. Bahkan, bentuk Goa di Pangandaran bisa dibilang unik dan tidak terdapat di daerah lainnya di Indonesia. “Hanya saja, Pangandaran lambat dalam memanfaatkan potensi goa untuk dijadikan destinasi wisata. Apalagi potensi yang bagus ini belum disiapkan menjadi kawasan parawisata. Seharusnya pemerintah daerah dan masyarakat sekitar bisa memanfatkan potensi ini sebagai kawasan wisata unggulan,” ujarnya.
Cahya pun meminta penataan goa di Pangandaran harus ditata dan dikelola secara benar, terutama harus bisa menjaga dan melestarikan keutuhan alamnya. “Kalau nanti sudah dilakukan penataan untuk parawisata, kami minta jangan sampai kebablasan. Artinya, keutuhan alamnya harus tetap dijaga dan jangan sampai dirusak,” pintanya.
Sementara itu, kegiatan Pelatihan Dasar dan Lanjutan Penelusuaran Goa, di Desa Selasari, Kecamatan Parigi, berlangsung dari tanggal 25- 30 April 2016. Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta dari sejumlah Perguruan Tinggi di Indonesia. Diantaranya dari mahasiswa Medan, Pakanbaru, Sulawesi dan daerah lainnya.
Sedangkan dalam kegiatan ini pun diikuti oleh 47 orang dari Pangandaran, yakni pemandu wisata, pelajar dan pecinta lingkungan. Pada kegiatan ini para peserta dibekali wawasan tentang Goa dan Konservasi Goa.
Ketua Kompepar Kabupaten Pangandaran, Edi Rusmiadi, menjelaskan, pelatihan ini diperlukan oleh para pemandu wisata di Kabupaten Pangandaran. Hal itu mengingat potensi Goa di Pangandaran jumlahnya ratusan atau bahkan mungkin ribuan.
“Kegiatan ini merupakan program kerja Kompepar bersama HPI untuk meningkatkan kompetensi para Pemandu Wisata di Pangandaran. Kami pun bekerjasama dengan stakeholder pariwisata, seperti GAMAPALA Universitas Galuh Ciamis sebagai ahli tentang Speleologi dan Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (HIKESPI), Paguyuban Pemandu Wisata Pangandaran (PPWP), pengusaha pariwisata serta dengan Kompepar dari seluruh Objek Wisata di Pangandaran,” katanya.
Menurut Edi, tujuan memberikan pelatihan kepada Pemandu Wisata di Pangandaran, yakni untuk memberikan ilmu dan wawasan mengenai teknik penelusuran goa dan lingkungan sekitarnya, pelatihan pelestarian dan pengelolaan kawasan karst, penyelamatan ekosistem kawasan karst dan mewujudkan kepedulian terhadap pentingnya keselamatan saat melakukan penelusuran goa.
“Di Pangandaran memang banyak sekali Goa. Di wilayah Desa Selasari saja terdapat 100 Goa. Belum ditambah Goa yang berada di desa-desa lainnya. Namun, potensi Goa mulai dilirik untuk potensi parawisata pasca Pangandaran resmi menjadi DOB,” katanya. (Askar/Koran-HR)