Wakil Walikota Banjar, drg. H. Darmadji Prawirasetia, M.Kes., bersama sejumlah ulama tengah berdialog dalam acara Halqoh Islam dan Peradaban yang digelar HTI DPD Kota Banjar. Photo: Dok. HTI DPD Kota Banjar.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Ulama Kota Banjar, KH. M. Nasir Ghazaly, menilai, aturan di Kota Banjar masih jauh dari syariat Islam. Karena, sampai saat ini masih banyak pelaku perzinahan, minuman keras (miras), orang-orang yang meninggalkan shalat, dan seabrek aktifitas maksiat yang tidak diberi sanksi.
Hal tersebut diungkapkan KH. M. Nasir Ghazaly dalam acara Halqoh Islam dan Peradaban (HIP) dengan tema “Mewujudkan visi Kota Banjar, antara harapan dan realita,” yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD Kota Banjar, Minggu (03/04/2016), di Gedung Dakwah Islam Banjar.
Anggota fatwa MUI Kota Banjar ini mengatakan, jika visi Kota Banjar tercapai sesuai dengan harapan masyarakatnya, maka Insya Allah Kota Banjar akan dilimpahi rahmat dan barokah oleh Allah SWT.
“Bila terjadi kemungkaran dan kedzaliman, apakah itu dilakukan oleh rakyat biasa ataupun penguasa, kita tidak boleh tinggal diam, tetapi harus bergerak dan berjuang untuk menghentikannya. Kalau tidak, maka itu akan menjadi tantangan dan hambatan terbesar bagi tercapainya visi Kota Banjar,” tandas KH. M. Nasir Ghazaly.
Sementara itu, Wakil Walikota Banjar, drg. H. Darmadji Prawirasetia, M.Kes., yang hadir dalam acara tersebut, mengakui bahwa visi Kota Banjar belum tercapai dan masih dalam proses.
“Visi Kota Banjar adalah cita-cita seluruh masyarakat Kota Banjar, bukan hanya cita-cita walikota dan wakil walikota saja. Cita-cita yang harus kita sepakati bersama yaitu bagaimana menciptakan kota ini berlandaskan iman dan taqwa, menjadi masyarakat yang agamis, mandiri dan sejahtera,” terang Darmadji.
Di tempat yang sama, salah seorang aktivis HTI Kota Banjar, Ustadz Zaenal Arifin, S.Sos.I., mengatakan, indikator tercapainya visi Kota Banjar yakni harus terciptanya masyarakat Islami, masyakarat yang pemikiran, perasaan dan aturannya berdasarkan Islam.
Begitu pula cita-cita terwujudnya masyarakat yang mandiri dan sejahtera hanya dapat diraih dengan syariat Islam. Untuk menuju kemandirian dan kesejahteraan, tentu ada sebuah solusi yang ditawarkan.
“Maka dari itu, Hizbut Tahrir memberikan solusi Islam, yaitu dengan menegakkan syariah dan khilafah. Karena, hanya dengan syariah Islam diterapkan di muka bumi dalam bingkai khilafah, maka rahmatan lil ‘alamin diraih kaum muslimin,” katanya. (Eva/R3/HR-Online)