Ilustrasi. Foto: Ist/Net
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Presiden Joko Widodo (Jokowi), ternyata batal menghadiri acara eksekusi peledakan dan penenggelaman kapal asing tipe FV Viking Tentatif yang akan berlangsung di perairan laut Pangandaran atau tepatnya di kawasan Tanjung Batu Mandi Cagar Alam Pantai Barat Pangandaran, Jawa Barat, Senin (13/03//2016) siang.
Sebelumnya, Presiden Jokowi direncanakan akan menghadiri acara tersebut. Kabar itu diperoleh setelah Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti, mengundurkan pelaksanaan eksekusi yang sebelumnya dijadwalkan Minggu (13/03/2016) menjadi Senin (14/03/2016). Alasan pengunduran eksekusi tersebut lantaran Presiden Jokowi ingin menyaksikan eksekusi peledakan dan penenggelaman kapal asing pencuri ikan tersebut.
Kepala Dinas Keluatan dan Perikanan Kabupaten Pangandaran, Adi Nugraha, membenarkan bahwa Presiden Jokowi batal hadir. Menurutnya, kepastikan adanya pembatalan tersebut setelah pihaknya mendapat pemberitahuan dari pihak Kementerian Keluatan dan Perikanan.
“Terkait informasi pembatalan kunjungan Pak Presiden ini sudah kami sampaikan pada rapat koordinasi di Aula Desa Panjanjung tadi sore. Namun, meski Pak Presiden batal hadir, tetapi kami tetap mempersiapkan rangkaian acara eksekusi sebagaimana yang sudah dipersiapkan sebelumnya,” ujarnya, kepada HR Online, tadi malam.
Hal senada dikatakan Wakil Bupati Pangandaran, H. Adang Hadari. Dia mengatakan, meski Presiden Jokowi batal datang ke Pangandaran, namun pihaknya tidak akan mengubah persiapan jelang pelaksanaan eksekusi peledakan dan penenggelaman kapal.
“Dari mulai persiapan acara hingga pengamanan di sekitar lokasi eksekusi tetap berjalan sebagaimana rencana awal. Kami bersama kepolisian dan TNI sudah mempersiapkan segalanya dan semoga besok acara berjalan aman dan lancar,” ujarnya.
Sementara itu, intelijen Polri dan TNI di Kabupaten Pangandaran berpendapat jika memang Presiden Jokowi akan berkunjung ke Pangandaran, jauh hari sebelumnya pasti sudah ada tembusan ke pihak kepolisian dan TNI. Hal itu merupakan protap dalam pengamanan Presiden. “Tidak mungkin presiden datang mendadak,” kata salah seorang intelejen. (Ntang/R2/HR-Online)