Ilustrasi. Photo : Ist/ Net
Berita Kesehatan, (harapanrakyat.com),-
Penelitian yang dilakukan di University of Mississipi menemukan, pria pengidap disfungsi ereksi mengalami peningkatan risiko kematian prematur. Angka risiko kematiannya mencapai hingga 70 persen lebih besar.
Sementara itu, Asisten Profesor Urologi di Southern Illionois Unversity of Medicine, Tobias Kohler, M.D., seperti dilansir dari menshealth.com, Jum`at (11/03/2016), menyebutkan, penyebab disfungsi ereksi paling umum adalah buruknya kesehatan kardiovaskular.
Tobias Kohler menuturkan, bila penis seorang pria mengalami kesulitan untuk mengeras, maka hal itu menunjukkan bahwa jantung pria tersebut sedang bermasalah.
Lebih lanjut, Tobias Kohler mengungkapkan fakta mengenai kebanyakan pria yang mengalami disfungsi ereksi. Diantaranya disebabkan karena kondisi kesehatan kardiovaskular yang buruk, dan sering mengalami penyakit jantung.
Menurut Tobias Kohler, pembuluh yang mengalirkan darah ke penis ukurannya sangat kecil, yakni hanya berdiameter 1-2 milimeter, sehingga mudah tersumbat. Saat plak mulai menumpuk di pembuluh darah, apakah itu karena diet, kurang olahraga, merokok, usia atau genetik, maka aliran dara ke penis akan tersumbat.
“Plak yang terus mengalami penumpukam akan mulai mempengaruhi arteri, sepertihalnya yang membawa darah dari dan menuju ke jantung. Dan kondisi ini bisa menyebabkan serangan jantung mendadak,” ucapnya.
Tobias Kohler menyarankan kepada semua pria untuk pergi ke dokter, memeriksakan diri saat mengalami disfungsi ereksi. Setidaknya dengan begitu dapat mengecek tanda awal atau gejala disfungsi ereksi.
“Bila penis tidak dapat ereksi selama tiga bulan, baiknya segera menemui dokter. Dan bila penyumbatan arteri yang jadi penyebabnya, mulailah atur pola makan dan olahraga. Pola hidup sehat dapat membuat penis kembali bekerja,” ucapnya. (Deni/R4/HR-Online)