Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Akibat meluasnya bencana pergerakan tanah, sebanyak 44 bangunan rumah di Dusun Pamekaran, Desa Payungagung, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, dilaporkan mengalami kerusakan. 14 rumah diantaranya mengalami rusak parah dan nyaris ambruk. Sementara 29 rumah lainnya mengalami rusak sedang.
Dari pantauan di lapangan, 44 rumah yang rusak itu mengalami retakan pada dinding dan lantai. Bahkan, kontruksi bangunan rumah yang mengalami rusak parah sudah terlihat nyaris ambruk. Sebab, retakan pada dinding sudah menjalar ke seluruh sudut rumah.
Tak hanya rumah, tanah pekarangan di sekitar perkampungan itu pun mengalami retakan. Bahkan, ada kebun yang tanahnya mengalami retakan yang cukup panjang. Bagitupun beberapa kolam milik warga yang tampak hancur akibat tanahnya bergeser menyusul terjadi retakan.
Kepala Desa Payungagung, Yayan, mengatakan, bencana pergerakan tanah di wilayahnya semakin meluas setelah hujan dengan intensitas tinggi terus mengguyur dalam sepekan ini. “Sampai saat ini pergerakan tanah masih aktif. Kami pun khawatir pergerakan tanah semakin meluas, karena curah hujan saat ini tengah tinggi-tingginya,” ujarnya, Senin (28/03/2016).
Menurut Yayan, bencana pergerakan tanah ini mulai diketahui pada Jum’at (25/03/2016) lalu. Dalam waktu tiga hari, kata dia, pergerakan tanah merambat dengan cepat hingga mengakibatkan kerusakan rumah warga.
“Selain 44 rumah yang mengalami rusak parah dan sedang, juga ada 68 rumah warga lainnya yang masuk kategori rusak ringan. Namun, meski mengalami rusak ringan, 68 rumah warga itu masih terancam mengalami kerusakan yang lebih parah. Karena pegerakan tanah hingga saat ini masih terus aktif, “ujarnya.
Yayan menjelaskan, sebanyak 40 kepala keluarga sudah memutuskan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Warga yang mengungsi, lanjut dia, rata-rata yang rumahnya sudah nyaris ambruk.
“Kami pun terus memantau rumah warga yang terkena dampak. Apabila kondisi rumahnya tidak layak huni, maka kami sarankan untuk segera mengungsi ke tempat aman. Hal itu sebagai bentuk antisipasi agar tidak menelan jatuh korban apabila rumah yang ditempatinya suatu hari tiba-tiba ambruk,” katanya. (Bgj/R2/HR-Online)