Sumber mata air Ciwarung yang menjadi penyebab ratusan warga alami diare. Foto: Eli Suherli/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Wabah diare yang menyerang ratusan warga Dusun Sudimara, Desa Panawangan, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, pekan lalu, ternyata berasal dari mata air ciwarung yang selalu dikonsumsi warga setempat. Hal itu diketahui setelah Dinas Kesehatan Ciamis mengambil sampel air dari mata air tersebut.
Kepala UPTD Puskesmas Panawangan, Hamlan, membenarkan hal itu. Menurutnya, mata air ciwarung yang dikonsumsi warga ternyata terkena virus. Dan diduga menjadi penyebab puluhan warga setempat terserang penyakit diare. Namun, penyakit diare yang menyerang warga tidak terlalu akut, terlebih pihaknya cepat menangani warga yang terkena diare.
“Virus yang berada pada air Ciwarung jenisnya virus echeseria coli yang disebabkan dari cacing, protozoa dan jamur. Hal itu diketahui setelah dilakukan tes labortorium di Dinas Kesehatan,”ungkapnya, kepada Koran HR, Selasa (16/02/2016).
Setelah diketahui penyebabnya, lanjut Hamlan, kemudian pihaknya menaburkan obat ke mata air Ciwarung untuk mematikan virus tersebut. “Hanya dalam beberapa jam mata air Ciwarung kembali steril. Dan kini bisa kembali digunakan warga untuk MCK. Mata air itu sangat diperlukan sekali oleh warga,” ujarnya.
Menurut Hamlan, seluruh warga yang sebelumnya mengalami diare kini sudah kembali sehat. Dan mereka pun kini sudah kembali menggunakan mata air Ciwarung untuk keperluan MCK.
Seperti diberitakan Koran HR, pekan lalu, ratusan warga Dusun Sudimara, Desa Panawangan, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat terserang penyakit diare. “Sekitar 135 orang warga terserang diare. Kami sudah menurunkan tim untuk memeriksa semua warga yang mengalami gejala diare dan dua orang diantaranya dirawat,” ungkap Kepala UPTD Puskesmas Panawangan, Hamlan.
Hamlan menuturkan, selain memeriksa semua warga pihaknya juga melakukan investigasi penyebab diare yang menyerang warga Sudimara. Dari hasil keterangan selama ini warga mengonsumsi air yang diambil dari mata air Ciwarung.
Dari hasil itu kata Dia, tim langsung mengambil sampel air dari mata air Ciwarung untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan di laboratoriun. Saat ini pihaknya belum bisa memastikan diare yang menyerang warga itu berasal dari air atau makanan. Namun air yang dikonsumsi warga semua dari satu sumber.
“Karena setelah musim kemarau berganti ke musim hujan bisa saja sumber air tersebut terkontaminasi bakteri penyebab diare,” jelasnya.
Menurut Hamlan, agar bekteri dalam mata air Ciwarung mati, pihaknya langsung memberikan obat disinfektan dan menghimbau kepada warga supaya tidak mengkonsumi air dari sumber tersebut selama masa penanganan.
“Penyakit diare memiliki masa inkubasi cepat, sehingga jika lambat dalam penanganan dikhawatirkan warga yang terserang diare akan mengalami dehidrasi dan menyebakan kematian. Warga yang terserang akan mengalami sakit perut yang hebat dan bolak-balik BAB (Buang Air Besar). BAB itu keluarnya cairan sehingga bisa mneyebakan badan menjadi lemas seketika. (Es/Koran-HR)