Ilustrasi. Foto: Ist/Net
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Kelompok Tani (Poktan) Tunas Mekar Jaya di Dusun Sindanggalih, RT.01, RW.05, Desa Rejasari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Banjar melalui Dinas Pertanian, untuk terus memperhatikan pengembangan kelembagaan pertanian yang ada.
Hal itu dikatakan Ketua Poktan Tunas Mekar Jaya, Suparman, saat ditemui HR, disela-sela acara Rapat Anggota Tahununa (RAT), bertempat di sekretariat Poktan Tunas Mekar Jaya, Rabu pekan lalu.
“Berkembang dan merosotnya Poktan bukan hanya tergantung anggota, namun menjadi kewajiban instansi terkait, dimana yang merosot didorong supaya bangkit, dan yang berkembang didorong lebih maju,” ucapnya.
Menurutnya, pengembangan Poktan perlu diperhatikan pemerintah dalam upaya menuju pembangunan pertanian yang lebih baik. Terlebih pertanian menjadi basis sektor pembangunan di Kota Banjar, sebagaimana visinya menuju agropolitan.
Namun memang, mengembangkan Poktan bukan persoalan gampang, karena banyak tantangan yang harus dihadapi. Dirinya bersyukur, sebab perjalanan Poktan Mekar Jaya selama 38 tahun sejak berdiri 5 Mei 1977 silam, sampai sekarang menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, kegiatan pertanian yang dimiliki pihaknya meliputi intensifikasi padi sawah, budidaya ikan air tawar, intensifikasi kelapa, budidaya ternak kambing dan sapi, lumbung pangan dan LDPM, serta kegiatan sosial.
“Kami memberlakukan iuran wajib berupa Lantir yaitu sebulan sebutir buah kelapa. Hasil dari pengumpulan dijual dan digunakan untuk kegiatan simpan pinjam anggota melalui pertemuan rutin sebulan sekali,” terangnya.
Selain itu, iuran wajib lainnya yaitu pengumpulan beras perelek setiap hari dari anggota. Setelah beras terkumpul, kemudian dijual kembali pada anggota dengan harga murah sekali yakni Rp.3.000 per kilogram.
Adapun prestasi yang telah dicapai meliputi, juara Poktan Pelaksana Supra Insus terbaik tingkat Kabupaten Ciamis tahun 1990, lokasi magang petani dari Banglades dan Srilanka pada tahun 2005 untuk program ketahanan pangan, lokasi pelatihan SPFS dari 5 provinsi yaitu Rokan Hulu, NTB, Sulsel, Kalsel dan Provinsi Jabar.
“Selama lima tahun Poktan kami melaksanakan pemberdayaan melalui beberapa kegiatan sekolah lapangan atau SL dari SPFS-FAO, dan mendapat bantuan berupa dua unit Hand Traktor, sarana produksi yaitu benih 175 kilogram, urea 1.400 kilogram, SP 36 350 kilogram dan KCL 350 kilogram, 12 ekor kambing betina dan 2 ekor jantan, serta ikan gurame 197 kilogram,” tuturnya.
Suparman juga menyebutkan, kekayaan Poktan Tunas Mekar Jaya yang ada sampai saat ini mencapai Rp.250 juta, diantaranya tanah seluas 45 bata dengan harga taksiran Rp.45 juta, balai pertemuan 6×9 m3 Rp.40 juta, ternak sapi sebanyak 12 ekor Rp.84 juta, gudang LDPM Rp.32 juta, 2 hand traktor Rp.35 juta, 1 power therheer Rp.6,5 juta, 100 lembar seng Rp.4 juta, alat kesenian tradisonal Rp.1 juta dan gerabah Rp.2 juta.
Untuk perkembangan keuangan usaha simpan pinjamnya, putaran uang mencapai Rp.326.771.553, sedang LDPM dari modal Rp.50 juta sekarang telah mencapai Rp.56 juta yang berada stock gabah di CPM 560 kilogram dan di anggota ada 1.016 kilogram, sehingga total uang LDPM Rp.28 juta.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kota Banjar, Ir. H. Ojat Sudrajat, MM., melalui Kabid. Tanaman Pangan, H. Basir, SP., MP., menyatakan kesiapannya untuk tetap terus mengembangkan Poktan dengan cara pembinaan dan pemberdayaan, termasuk terhadap Poktan Mekar Jaya.
“Kemajuan Poktan Mekar Jaya perlu dicontoh Poktan lainnya yang ada di Kota Banjar. Sebab, semakin banyak Poktan yang maju, setidaknya akan mendukung terhadap program pertanian, khususnya di Kota Banjar,” kata Basir. (Nanks/Koran-HR)