Husen (58), warga RT.03, RW.01, Dusun Pabuaran, Desa Karyamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, menunjukkan pohon manggis yang dikembangkannya. Photo: Muhafidz/HR
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Selain mengembangkan buah Rambutan Si Batulawang, Husen (58), warga RT.03, RW.01, Dusun Pabuaran, Desa Karyamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, juga membudidayakan buah manggis yang di stek/tempel dengan bentuk sangat unik. Biasanya buah manggis pohonnya tinggi menjulang.
Namun ditangan Husen, pohon manggis menjadi spesial. Pasalnya, ketika memetik buahnya tidak harus bersusah payah naik ke atas pohon, tapi bisa sambil jongkok atau dengan posisi tidur.
Karena, pohon buah manggis yang dibudidayakan Husen bentuknya pendek, daunnya rindang melebar ke samping. Tampak beberapa pohon yang sudah berbuah. Dia menanam pohon manggis di kebunnya bersama adiknya, Umar, dan dibantu warga sekitar.
“Saya kembangkan buah manggis ini sejak 13 tahun lalu. Proses pencangkokan selama tiga tahun, dan tumbuh selama 10 tahun hingga sekarang. Buahnya masih sama dengan manggis yang lain, tetapi pohonnya saja yang berbeda. Saya belum kasih nama manggisnya, kalau rambutan kan sudah,” ujarnya, kepada Koran HR, pekan lalu.
Namun Husen mengaku sangat prihatin melihat minat pemuda zaman sekarang terhadap budidaya tanaman sangat prihatin. Mereka lebih suka hal-hal yang instan, tidak mau ribet. Jadi, banyak pemuda berbondong-bondong ke luar kota untuk mendapatkan uang yang besar.
“Pemuda sekarang sukanya yang instan. Kalau mau seperti saya, boleh ke sini saja belajar bareng berkebun,” katanya.
Di hari jadi ulang tahun Kota Banjar ke-13 pada Februari ini, Husen berharap untuk kado spesialnya adalah pohon manggis pendek yang dapat dikembangkan dan dinikmati oleh semua warga Kota Banjar di kemudian hari.
“Ulang tahun Banjar ke-13, saya hanya dapat mendedikasikan pohon manggis ini. Semoga dapat menginspirasi semua orang untuk kemaslahatan lingkungan, khususnya di Kota Banjar,” harap Husen.
Sementara itu, Umar (55), kakak Husen, mengembangkan pohon manggis yang pendek baru sebatas percobaan, sehingga belum bisa dipasarkan ke luar daerah. Sebab, proses pembibitannya butuh waktu cukup lama.
“Kalau kami pasarkan sekarang ya repot di sininya. Makanya kami mengembangkan di kebun saja. Tapi, ada juga yang datang ke sini membeli bibit manggis tersebut sebagai pengganti tanaman hias di depan rumahnya,” kata Umar. (Muhafid/Koran-HR)