Pengaspalan jalan sepanjang 2.800 meter dengan lebar 2,5 meter, merupakan salah satu bidang infrastruktur yang telah direalisasikan Pemerintah Desa Rejasari di tahun anggaran 2015. Photo: Nanang Supendi/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Pemerintahan Desa Rejasari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, mampu mempercepat pembangunan dengan merealisasikan penyelesaian program kegiatan yang bersumber dari Dana Desa, ADD, dan bantuan keuangan tahun 2015.
Total anggaran sebesar Rp.3,6 miliar yang diterima Desa Rejasari dalam tiga tahap itu, telah dialokasikan untuk pembangunan bidang infrastruktur, pemerintahan, ekonomi dan bidang sosial.
Kepala Desa Rejasari, Nanang Sunarya, mengatakan, pihaknya telah mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang telah ditentukan. Namun memang diakuinya ada dana yang tidak terserap, dan menjadi Silpa sebesar Rp.299.034.575.
“Adanya Silpa diakibatkan lambatnya pencairan dana yang diterima atas penyesuaian peraturan yang berlaku. Walau begitu, kami tetap berupaya bagaimana total dana dapat terserap sebaik mungkin, dan jangan sampai kena pinalti. Sebab, jika besaran silpanya mencapai 30 persen dari total dana, akan dapat pengurangan anggaran dana desa untuk tahun berikutnya,” papar Nanang.
Dia juga menyebutkan, program Dana Desa tahun 2015 dapat terserap dan terealisasikan sesuai perencanaan. Diantaranya bidang infrastruktur, yaitu pengaspalan jalan sepanjang 2.800 meter dengan lebar 2,5 meter, pembangunan MCK 1 unit, pemeliharaan MCK 4 unit, saluran air 112 meter, drainase 414 meter, sarana kesehatan lingkungan 8 unit, pembuatan papan larangan 16 unit, pembangunan jembatan 33 m3, dan jalan keep/rabat beton 1.319 meter.
Kemudian, bidang pemerintahan digunakan untuk kebutuhan Siltap dan tunjangan aparat desa, operasional kelembagaan, tunjangan BPD dan kegiatan bidang pemerintahan lainnya. Bidang pemberdayaan ekonomi meliputi, Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) berupa pembagian bibit buah lengkeng dan sebagainya, serta bidang sosial diantaranya RTLH 17 unit, sarana prasarana PAUD, santunan anak yatim piatu dan difabel, dan lainnya.
Pihaknya berharap, tahun ini Dana Desa bisa turun lebih cepat karena pemdes sudah memprogramkan beberapa kegiatan, diantaranya akan melaksanakan dan menggali potensi perkembangan penduduk, angka tingkat pendidikan, kemiskinan, serta perekonomian masyarakat melalui Musrenbangdes, untuk menjadikan acuan arah kebijakan pembangunan di desa.
“Dana desa dan ADD yang diterima dan telah digunakan untuk berbagai bidang pembangunan, tentu untuk menguatkan integrasi sosial dalam pelaksanaan pembangunan desa, khususnya infrastruktur, sehingga dapat menggerakkan ekonomi desa,” jelasnya.
Menurut Nanang, dengan bergeraknya ekonomi desa, maka ekonomi daerah juga akan turut berkembang, yang selanjutnya akan berkontribusi pula terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. (Nanks/Koran-HR)