Pengrajin angklung di Desa Panyingkiran berharap kampung mereka dijadikan kampung agklung. Photo : Heri Herdianto/ HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatis (Diparekraf) Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat, saat ini tengah berupaya mewujudkan keinginan masyarkat Desa Panyingkiran untuk menjadikan kampung mereka sebagai Kampung Angklung.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disparekraf Ciamis, Budi Kurnia, S.Ag, ketika ditemui Koran HR belum lama ini, mengatakan, aktifitas produksi kerajinan angklung yang dilakukan para pengrajin bambu di wilayah Desa Panyingkiran sangat berpotensi menopang upaya menjadikannya Kampung Angklung. [Berita Terkait: Panyingkiran Ciamis Ingin jadi “Kampung Angklung”]
Budi tidak memungkiri, angklung buatan para pengrajin bambu di wilayah Panyingkiran tersebut memiliki kualitas yang baik. Terlebih, saat ini di Kabupaten Ciamis masih terdapat banyak lahan areal tanaman pohon bambu.
“Kenapa produksi angklung di wilayah ini berkualitas, buktinya para pengrajin mendapat pesanan dari luar negeri. Selain masalah kualitas, bahan baku bambu asal Ciamis juga masih berlimpah, sehingga memiliki selisih harga yang lumayan dibandingkan dengan daerah lain,” katanya.
Budi menegaskan, penetapan Desa Panyingkiran sebagai Kampung Angklung didasari dari adanya keinginan para pengarajin dan masyarakat setempat. Disamping itu, hasil produksi kerajinan angklung enam kelompok perajin bambu Panyingkiran sudah mendunia, bahkan pernah memecahkan rekor Nasional dan Internasional.
Senada dengan itu, Ketua RW 07 Desa Panyingkiran, H. Emon, ketika ditemui Koran HR, mengaku tidak akan mempermasalahkan rencana pemerintah menjadikan Desa panyingkiran sebagai Kampung Angklung selama demi kemajuan desa tersebut. Menurut dia, sebenarnya sudah sejak lama masyarakat ingin wilayah itu dijadikan sebagai destinasi atau tujuan wisata pendidikan atau kesenian.
Perintis sekaligus pengrajin angklung, Mumu Alimudin, mengaku memiliki keinginan kuat untuk mendirikan kampung angklung. Selama ini, dia selalu memasarkan produk ke luar dan memperkenalkan produk asal kampung angklung Ciamis.
“Sayang bila pengrajin selalu memasarkan produk dengan nama Ciamis tetapi pemerintah tidak sekalipun meresponnya. Padalah bila kampung angklung sudah ada dan ditetapkan, Kabupaten Ciamis memiliki destinasi wisata baru serta kampung angklung bisa jadi ikon Ciamis,” ucapnya.
Mumu mengungkapkan, produk kerajinan angklung buatannya sudah go internasional, diantaranya dipasarkan ke Korea Selatan, Cina dan Amerika Serikat. Bahkan, saat ini dia mendapat pesanan dari Cina sebanyak empat set angklung besar untuk orkestra. (Heri/Koran-HR)